Icip “nyoklat klasik” , segar tenan

Siang masbro….lumayan panas hari ini, hujan absen kali ini. Ada keperluan kerjaan di seputar Taman Trunojoyo Malang, celingak-celinguk diantara pedagang kaki lima yang mangkal disini, berusaha cari yang segar. Es degan? Biasa. Minuman kemasan? Bosan. Eh, ada pedagang baru, gelar lapak diatas motor gerobak Viar Karya. Judul dagangannya unik juga, nyoklat klasik. Coba ah…menu apaan sih ini.

nyoklatHampiri bak Viar roda 3 yang dimodifikasi jadi semacam kios sederhana. Tertempel daftar menu, yang ternyata serba Continue reading

Mie ayam Solo Pak Jarot

Lama nih gak nulis kuliner. Lupa melulu, abis makan langsung cabut, gak melakukan ritual jeprat-jepret dna posting, hehehe.. Yang ringan dulu. Kuliner satu ini, salah satu favorit saia. Bisa sebagai sambilan, alias jajanan pengganjal, bisa pula jadi makanan utama, kala isi dompet menipis πŸ˜†

miaysmsolo6Mie ayam. Dari gerobak dorong Continue reading

Festival “Kampoeng Tjelaket” 2016

Masbro dan mbaksis, yang domisili Malang dan sekitarnya, juga yang kebetulan singgah berkunjung di kota Malang, ada hiburan berkualitas di akhir pekan ini. Silakan datang saja ke Festival Kampung Celaket 2016 (Kampoeng Tjelaket) pada 23 – 24 Juli mendatang.

Tak hanya memberikan ruang, dan tontonan kreatif seni-budaya, festival yang awal digelar tahun 2010 lalu bernama Rampal Celaket Bersyukur ini, akan menciptakan sarana pembelajaran akan pentingnya menjaga ketahanan budaya nusantara. Termasuk menumbuhkan potensi ekonomi warga sekitar. Dimulai dari pemberdayaan warga kampung.

celaket Continue reading

Soto sawah, soto lawas di pinggiran kota Malang

Soto. Siapa sih yang tidak kenal makanan ini? Dengan beragam bahan, merupakan salah satu makanan khas negeri tercinta ini, selain rawon dan rendang, yang katanya, sudah terkenal di jagad internasional. Nah, kali ini, saia sempat kuliner salah satu menu unik di Malang. Sebenarnya, soto ini, sudah terkenal lama, terutama idiom khas, Soto Sawah. Beberapa tahun silam, era sekitar tahun 2010an, warung soto ini berupa sebuah bangunan sederhana, berdiri di tengah persawahan di daerah Ketangi, Karangploso, Malang. Lebih akrab disebut gubuk, diantara rekan-rekan saia waktu itu. Dengan penjual bapak berumur, yang supel dan akrab sekali dengan pembeli.

soto sawah gugel Continue reading

Menjes, makanan gorengan khas Malang

Makanan yang satu ini, mungkin daerah lain ada yang serupa. Sejenis dengan tempe sebenarnya. Mulai jaman saia masih kecil, hingga sekarang, masih beredar dan mudah dijumpai. Menjes, merupakan makanan hasil fermentasi dari limbah tahu. Kalau tahu, yang dipakai adalah air sari kedelai, nah, ampasnya, itu lah yang dimanfaatkan menjadi menjes. Diolah lagi, menambahkan ragi dan beberapa bahan lain, taraaa….jadilah si menjes. Nih contoh tampilan si menjes,kala masih nongkrong di dapur rumah saia πŸ˜†

menjes1Didaerah kulonan, Jawa Tengah dsk, Continue reading

Mie Bromo Pojok Malang

Yuuks, kuliner masbro.. dah lama nih gak nulis artikel kuliner. Gara-gara kemarin kopdaran samaΒ juragan espegeh sambil nge-mie, jadi ingat deh :mrgreen: Kali ini nge-mie. Yang namanya mie, saia dan si thole,anak saia yang sulung, sangat suka. Mi apapun, mulai instan hingga mie ribet. Pas pulang dari RS, imunisasi si adek kecil, kakaknya dengan nada menodong, minta dibelikan jajanan. Biasanya, kesukaan dia, fastfood. Waduh, kadang bikin fast kosongnya isi dompet :mrgreen: Selain itu, kan gak bagus juga kalo keseringan. Saia beri pilihan mi, weleh, langsung bilang iyes…jian bocah iki :mrgreen:

mieLangsung meluncur ke Continue reading

Kumpul separuh RB Malang

Jum’at 25 Desember 2015, pas Natal kemarin, saia ngajak dulur-dulur Jatimotoblog, terutama yang dekat yaitu RB (Rukun Blogger)Β  Malang, untuk nongkrong di rumah. Selain mengobati sesal karena gak hadir HBD Pacet 19-20 Desember lalu, juga sekalian silaturahmi, mumpung libur. Akhirnya, via grup WA, ada beberapa dulur yang terdeteksi meluncur ke rumah saia πŸ˜†Β  Gak ada undangan resmi layaknya dari pabrikan πŸ™„ , lha wong niatnya kepingin ngumpulin dulur-dulur di rumah, jagongan sambil ngopi, meski akhirnya hanya nyruput sari apel, karena gak ready kopi di rumah πŸ˜†

Setengah delapan malam, satu persatu (halah…kayak acara gede aja) mulai muncul. Ompuns, penunggu warung ompuns.wp dengan P135nya, Mbah Wiro nyobamotoin nunggang RCV125, FauziΒ http://fncounter.com bareng BlueMX dannn…kang Arda arifdadot.com yang njoki MT100. Sebenarnya, kang Ulid http://ulidblog.com juga terdeteksi berada di Malang, sayangnya beliau rada kurang fit, hingga akhirnya batal kita culik untuk kopdar
Dengan menu non kafein, cemilan seadanya dan bakso, “acara” ngobras alias ngobrol santai berlanjut hingga menjelang tengah malam. Mulai bahas motor, gadget hingga balik motor maning… Eh, no pic = hoax kan??

IMG-20151225-WA0064[1]gantian yang jepret πŸ˜†

IMG-20151225-WA0063[1]

Maaf, artikel kali ini nggak mutu, padahal biasanya ya sama aja, nggak bermutu deh blog ini πŸ˜† πŸ˜†Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β  Β  Β  Β  foto : fncounter.com

Bakso krikil Singosari, nah lho…

 

Judulnya rada serem ya? Masak iya baksonya sekeras batu kerikil? Atau malah dicampur kerikil? Hehehehehe…nggak lah masbro, itu cuma istilah lokal, untuk menamai penampakan bakso ini. Dulu banget, sekitar 10 tahun yang lalu lebih, sudah ada warung bakso bertitel sama, didaerah yang sama juga. Nggak tahu, sekarang masih ada atau nggak, soalnya saia lupa lokasi persisnya, hehehe, maaf :mrgreen:

Nah, kalo warung ini, lokasinya di Jl Tumapel, Singosari-Malang. Bertempat tepat di pinggir jalan, sebelah barat lapangan Tumapel. Jadi arahnya, ke desa Klampok, Singosari. Dengan tenda terpal sederhana, warung kecil semi permanen ini, rutin buka mulai siang hingga dagangan habis.

P_20151114_155908

Menunya? Ya Bakso Krikil itu πŸ˜† Sebutan “krikil” untuk menyebut bakso yang dibuat dalam ukuran kecil-kecil, hampir mirip cilok. Yang jelas, telaten saat membuatnya, kata ibu penjual sambil senyum.

Saia pesan seporsi bakso campur. Weleh…minimalis nih porsinya, kalo buat saia πŸ˜† Semangkuk bakso krikil campur berisi sekitar 10 biji bakso krikil (kalau nggak salah hitung), kemudian sebiji bakso kasar berukuran sedikit lebih besar, siomay basah/kukus, siomay goreng, tahu dan bihun. Karena sepintas merasa porsinya tergolong kecil, saia mencomot sebuah lontong. Lontong disiapkan dalam sebuah baki, pembeli tinggal ambil sendiri, baru deh nanti dihitung semua.

P_20151114_160019Soal rasa, biasa saja menurut saia. Karena, menurut saia, daya tarik yang utama adalah ukuran baksonya :mrgreen: Yang jelas, aroma asap, karena proses memasak menggunakan arang/kayu khas pedesaan, melekat di baksonya. Jadi ya..gimana gitu, beda lah dengan bakso lain di perkotaan. Skip–skip, segera tandas semangkuk bakso krikil plus lontong. Saatnya membayar. Selembar sepuluhribuan, ternyata masih ada kembalian IDR 3000. Nah, murah to? Seporsi bakso krikil IDR 6000, lontongnya seribu. Lumayan, untuk mengganjal perut, toh sampe rumah, jelas langsung makan lagi :mrgreen:

Monggo, yang penasaran silakan mencoba…yang jelas, ini bukan cilok/aci dicolok, asli bakso..bakso imut dan minimalis.

Soto Ayam Lonceng, sedjak 1965

Biar yang lain masih rame membahas MotoGP, bahas makan-makan aja yuk disini πŸ˜†

Siang-siang nan panas, habis dari setor kerjaan, saia balik kantor. Mlipir dari arah Depo Arsip Jl Bingkil, perut minta diisi. Akhirnya, nyobain soto ayam legendaris Malang, di area timur Pasar Besar Malang.
Warung Soto Ayam Lonceng ini letaknya persis kawasan Kyai Tamin, Kota Malang. Terkenal dengan nama “Soto Lonceng”, karena memang tempatnya tidak jauh dari monumen lonceng atau jam kuno yang hingga kini masih ada di kawasan itu. Untuk menemukannya, gampang. Karena letaknya di pinggir jalan besar sebelah timur Pasar Besar, Kota Malang. Cuma, meski di pinggir jalan, kalau tidak jeli, sangat mungkin terlewat, karena ukuran bangunan yang tergolong kecil, bila dibandingkan dengan bangunan lain di sekitarnya.

soto1Bangunannya terkesan kuno. Bagian luar, dicat warna putih, dengan kusen pintu dan jendela berwarna biru. Petunjuk, hanya ada papan nama kayu dengan warna dasar putih kekuningan dan ditulis dengan cat warna hitam. Tulisannya juga sangat sederhana. Hanya tertulis Soto Ayam Lonceng saja. Masuk kedalam, nuansa jaman dulu, sangat terlihat. Yakni, masih menggunakan ubin khas zaman dulu yang berwarna krem. Pada bagian atas pintu masuk juga masih ada izin dagang dari plakat kayu yang masih menggunakan ejaan lama.

Di bagian pojok-pojok ruangan, terdapat papan yang difungsikan sebagai meja. Sementara untuk meja makan, hanya ada dua meja dengan ukuran sedang. Sementara pada bagian pojok ruangan sebelah timur, terdapat semacam rombong berwarna coklat mengkilap yang digunakan oleh pemilik warung. Ya, mungkin mempertahankan nuansa aslinya, agar orang yang mampir tidak hanya nostalgia dengan menyantap masakannya, namun juga merasakan keaslian lokasinya CMIIW

soto4Lanjut, langsung pesan saja. Di menu, hanya ada 1 menu makanan, ya soto ayam itu :lol:, lha kalo minuman, ada beberapa macam seperti teh panas/es, kopi, jeruk panas/es.
Gak berapa lama dirakit, eeh, diracik, seporsi soto ayam Lamongan jadul, sudah tersaji dimeja saia. Nasi, dengan taburan suwiran/potongan daging ayam, bihun/soun, serutan kubis, dan irisan telur rebus, diguyur kuah soto yang sedikit keruh/butek..hemm, sempat gak sabar, pingin cepat disikat, padahal belum difoto πŸ˜†

soto2Rasanya, berasa balik ke jaman dulu. Serius masbro, semasa kecil, kalo pas ke kota (karena rumah di desa), diajak bapak-ibu, pulangnya pasti mampir ke soto ini. Rasanya, seingat memori saia, tetap. Tidak terlalu gurih kayak soto jaman sekarang, ada khas kuah keruhnya. Ditemani sedikit kecap manis dan sambal, makin nendang. Hemm…bener-bener nostalgia jaman kecil, hikss..hikss
Berangkat naik oplet, ganti bemo di kota, jalannya ke alun-alun, sebelum pulang makan soto dulu disini. Walah…OOT
Jelasnya, ini soto jadul, wajib dicoba pemburu kuliner. Meski sangat sederhana, tapi, buat yang punya kenangan dengan tempo dulu alias jaman dulu, sangat layak dicoba. Kalo gak salah, warung soto ini juga sempat masuk di buku 50 Tempat Jajanan dan Oleh-oleh khas Malang serta buku 100 tempat makan legendaris di Malang 20-70 tahun CMIIW, lha bukunya ada tuh di tempat kerja saia πŸ˜‰

soto 5Dengan harga yang masih sangat terjangkau, seporsi soto ayam Lamongan ini dibanderol IDR 12.000, sementara untuk minuman teh, cukup IDR 3.000.
Monggo dicoba dulur…

Kuliner Selat Solo di Malang

Siang-siang, mau makan di kantor, kok pas menu-nya gak cocok. Ya wis, akhirnya sekalian beli memory card, nyari makan siang. Sebenarnya, niat ngincipi kuliner ini sudah agak lama, pas liat liputannya di salah satu surat kabar lokal.
Selat Solo ala Nana, begitulah titel warung satu ini. Berlokasi di Jl Bendungan Sutami, sederetan dengan toko variasi dan aksesori motor “Champion”.

IMG02052-20141015-1215Melihat menu, yang jelas ditojolkan adalah Continue reading