Soto ayam jumbo Cak No, murah-enak-kenyang

Pagi masbro..

Cuaca di Malang yang beberapa hari belakangan kurang menentu, membuat fisik lumayan cepat drop. Pagi dan siang hari terik banget panasnya, eh, nggak berapa lama, menjelang sore hujan sudah turun dengan lebatnya. Cucok deh buat yang sering di jalanan kayak saia, apalagi, sempat lepas box dan nggak bawa jas hujan, basah kuyup adalah jalan ninjaku

Asupan makanan bergizi dan enak, (murah apalagi), adalah salah satu suplemen. Hati senang, perut kenyang dan asupan gizi terpenuhi. Kuliner jalanan kali ini adalah menu soto. Soto ayam memang mudah banget ditemui, mukai resto hingga warung pinggir jalan. Dan yang ini, di tepi jalan S Priyo Sudarmo dan sekitar jalan Tenaga, atau di wilayah Malang sering disebut area Gotong Royong, dimana banyak pergudangan dan kompleks industri serta ada rumah duka yang namanya gotong royong tadi.

Adalah Soto Ayam Pak No. Berbekal rombong, atau gerobak dari motor roda 3 Viar yang dimodifikasi menjadi tempat berjualan soto.

Continue reading

Porsi jumbo, harga rembo. Soto Ayam Mak Breng Malang

Pagi masbro..

Kali ini, saia mau berbagi hasil hunting beberapa waktu lalu. Sebenarnya, di Malang nih, surga kuliner beneran deh. Mulai jenis makanan, hingga porsi dan harganya. Sebenarnya, sudah tahu lama, ada beberapa titik kuliner yang punya porsi jumbo dan harga merakyat, tapi yah, gegara waktu yang gak memungkinkan, kadang susah mau nelurusuri. Yang ini, kebetulan pas merapat daerah situ karena kerjaan, yaitu sekitar Blimbing, tepatnya Jalan Simpang Borobudur.

Ada sebuah warung kecil sederhana, namun bisa dibilang lejen nih. Warung berkelir kuning ini, sederhana tanpa nama beratap seng, pengelolanya ibu-ibu yang lumayan sepuh, disapanya ‘mak’. Saia belum sempat tanya spesifik namanya, yang jelas, kalau di kalangan warga, kadang menyebut Mak Breng :mrgreen: Kalau mahasiswa WIdyagama dan sekitarnya, pasti paham deh warung kuning ini. Nih foto warungnya, nyomot dari gugel meps

Di warung ini, hanya ada 2 Continue reading

Warung Mbak Sri, warung masakan Jawa yang enyakk

Kuliner kali ini, adalah salah satu lokasi favorit saia dan keluarga. Semisal ada acara ke area utara Malang, entah ke Pasuruan, Mojokerto atau Surabaya, pulangnya bila perut masih minta diisi, solusinya adalah warung ini. Selain lokasinya yang strategis, persis di pinggir jalan raya poros Surabaya – Malang, menu masakan Jawa disini cocok dengan lidah. Mirip-mirip masakan rumahan

Nama warungnya adalah Warung Mbak Sri. Entah, berkali-kali makan disini, belum pernah ketemu nih dengan pemilik yang namanya Mbak Sri ini, hehehehe. Lokasi warung ini, di sebelah timur jalan raya Surabaya arah ke Malang. Tepatnya sih, setelah kebun raya Purwodadi Pasuruan.

Konsepnya sangat biasa, nggak menganut jaman now yang konsep tempat makannya kekinian. Cukup sebuah ruang luas, dengan setelan meja kursi pengunjung, dan sisi belakang tempat menyiapkan makanan. Luas, kalau diisi penuh, bisa menampung sekitar 50an tamu. Kursi dan meja pun standar dan terkesan natural biasa, berbahan kayu.

Langsung saja yuk, inti menu-nya. Menu Continue reading

Soto Ayam Lonceng, sedjak 1965

Biar yang lain masih rame membahas MotoGP, bahas makan-makan aja yuk disini 😆

Siang-siang nan panas, habis dari setor kerjaan, saia balik kantor. Mlipir dari arah Depo Arsip Jl Bingkil, perut minta diisi. Akhirnya, nyobain soto ayam legendaris Malang, di area timur Pasar Besar Malang.
Warung Soto Ayam Lonceng ini letaknya persis kawasan Kyai Tamin, Kota Malang. Terkenal dengan nama “Soto Lonceng”, karena memang tempatnya tidak jauh dari monumen lonceng atau jam kuno yang hingga kini masih ada di kawasan itu. Untuk menemukannya, gampang. Karena letaknya di pinggir jalan besar sebelah timur Pasar Besar, Kota Malang. Cuma, meski di pinggir jalan, kalau tidak jeli, sangat mungkin terlewat, karena ukuran bangunan yang tergolong kecil, bila dibandingkan dengan bangunan lain di sekitarnya.

soto1Bangunannya terkesan kuno. Bagian luar, dicat warna putih, dengan kusen pintu dan jendela berwarna biru. Petunjuk, hanya ada papan nama kayu dengan warna dasar putih kekuningan dan ditulis dengan cat warna hitam. Tulisannya juga sangat sederhana. Hanya tertulis Soto Ayam Lonceng saja. Masuk kedalam, nuansa jaman dulu, sangat terlihat. Yakni, masih menggunakan ubin khas zaman dulu yang berwarna krem. Pada bagian atas pintu masuk juga masih ada izin dagang dari plakat kayu yang masih menggunakan ejaan lama.

Di bagian pojok-pojok ruangan, terdapat papan yang difungsikan sebagai meja. Sementara untuk meja makan, hanya ada dua meja dengan ukuran sedang. Sementara pada bagian pojok ruangan sebelah timur, terdapat semacam rombong berwarna coklat mengkilap yang digunakan oleh pemilik warung. Ya, mungkin mempertahankan nuansa aslinya, agar orang yang mampir tidak hanya nostalgia dengan menyantap masakannya, namun juga merasakan keaslian lokasinya CMIIW

soto4Lanjut, langsung pesan saja. Di menu, hanya ada 1 menu makanan, ya soto ayam itu :lol:, lha kalo minuman, ada beberapa macam seperti teh panas/es, kopi, jeruk panas/es.
Gak berapa lama dirakit, eeh, diracik, seporsi soto ayam Lamongan jadul, sudah tersaji dimeja saia. Nasi, dengan taburan suwiran/potongan daging ayam, bihun/soun, serutan kubis, dan irisan telur rebus, diguyur kuah soto yang sedikit keruh/butek..hemm, sempat gak sabar, pingin cepat disikat, padahal belum difoto 😆

soto2Rasanya, berasa balik ke jaman dulu. Serius masbro, semasa kecil, kalo pas ke kota (karena rumah di desa), diajak bapak-ibu, pulangnya pasti mampir ke soto ini. Rasanya, seingat memori saia, tetap. Tidak terlalu gurih kayak soto jaman sekarang, ada khas kuah keruhnya. Ditemani sedikit kecap manis dan sambal, makin nendang. Hemm…bener-bener nostalgia jaman kecil, hikss..hikss
Berangkat naik oplet, ganti bemo di kota, jalannya ke alun-alun, sebelum pulang makan soto dulu disini. Walah…OOT
Jelasnya, ini soto jadul, wajib dicoba pemburu kuliner. Meski sangat sederhana, tapi, buat yang punya kenangan dengan tempo dulu alias jaman dulu, sangat layak dicoba. Kalo gak salah, warung soto ini juga sempat masuk di buku 50 Tempat Jajanan dan Oleh-oleh khas Malang serta buku 100 tempat makan legendaris di Malang 20-70 tahun CMIIW, lha bukunya ada tuh di tempat kerja saia 😉

soto 5Dengan harga yang masih sangat terjangkau, seporsi soto ayam Lamongan ini dibanderol IDR 12.000, sementara untuk minuman teh, cukup IDR 3.000.
Monggo dicoba dulur…