Makanan yang satu ini, mungkin daerah lain ada yang serupa. Sejenis dengan tempe sebenarnya. Mulai jaman saia masih kecil, hingga sekarang, masih beredar dan mudah dijumpai. Menjes, merupakan makanan hasil fermentasi dari limbah tahu. Kalau tahu, yang dipakai adalah air sari kedelai, nah, ampasnya, itu lah yang dimanfaatkan menjadi menjes. Diolah lagi, menambahkan ragi dan beberapa bahan lain, taraaa….jadilah si menjes. Nih contoh tampilan si menjes,kala masih nongkrong di dapur rumah saia 😆

Didaerah kulonan, Jawa Tengah dsk, ada yang sejenis, biasa disapa tempe gembus. Mirip sih, kalau kata saia. Olahan menjes, paling sering adalah digoreng tepung. Si menjes, diris tipis hampir setipis kripik tempe. Lalu, dicelupkan ke adonan tepung terigu, yang sudah ditambah bumbu.

Bumbunya? Cukup garam, beberapa siung bawang putih, sedikit merica kalau suka, ditambah sedikit air. Ulekan bumbu ini, dicampurkan ke tepung terigu, kemudian ditambah air sedikit-sedikit, hingga agak mengental.

Beres dicelup, tinggal goreng deh potongan tipis menjes di wajan. Beberapa saat, hingga berwarna kekuningan, monggo diangkat. Matang deh gorengan menjes. Untuk pendamping, bila tidak mau repot, cukup ditemani beberapa cabe rawit.  Tapi, biar lebih maknyus, ditemani olahan petis lebih mantap. Berbekal petis udang, lalu dimasak dengan menambah bumbu antara lain bawang putih, cabai dan sedikit garam. Masak hingga matang. Lalu, cara makan, silakan cuil gorengan menjes, lalu cocolkan ke petis.

Hemmmmm….Maknyusss, apalagi hujan-hujan begini. Ditemani SPG, eeh, istri sambil nonton orang kehujanan didepan rumah, gak kalah deh dengan nongkrong di kafe 😆 Kurang nendang, tambahi mengigit cabe rawit. Tapi yang perlu diingat, gigit dulu menjesnya, baru gigit cabenya. Jangan kebalik. Takutnya, sudah gigit cabe, ternyata gorengan menjes sudah diembat yang lain, silakan menikmati pedasnya saja, hehehehehe

Semoga berguna dan semoga kepingin 😆