Kejadian ini saia alami Minggu kemarin. Ini merupakan imbas dari penyakit lupa, yang seringkali mendera saia, hehehehe
Ceritanya, karena celana jins yang biasa saia pake dirumah, “diturunkan” paksa oleh nyonya, karena dirasa sudah melewati batas ganti oli ( baca : cuci ). Alhasil, pagi-pagi di hari Sabtu, saat nyonya sibuk dengan cucian, saia sibuk dengan si sulung yang ternyata masuk pagi, ada acara. Melesat mandi, lalu ambil celana lainnya sembari manasin mesin si bleki. Tanpa cek dan ricek, segera pasang helm sementara si sulung sudah duduk manis di jok. Asyemb…

gambar hanya ilustrasi
Jalanan pagi itu sudah ramai seperti biasanya. Polisi dan Supeltas pun, sudah standby di beberapa titik kemacetan dan penyeberangan dekat sekolah. Sampai di sekolah si thole, hmm..masih tersisa beberapa menit ternyata, sebelum bel berbunyi. Setelah pamitan dan salim, sempat-sempatnya anak sulung saia ini menodong tambahan uang saku. Kebiasaan kala bapaknya masih nyimpen duit sisa gajian 😆 , tahu aja. Rogoh saku belakang kanan, tempat sang dompet biasa bersemayam. Walah…kok gak ada? Waduh…saku sebelahnya juga sama, kosong. Akhirnya, dengan senyum kecut, saia janjikan, nanti sore yak, beli jajanan, bapake lupa gak bawa dompet 😆 Meski dengan muka kecewa, si thole manggut-manggut sambil masuk ke gerbang sekolah. Tinggallah saia bingung sendiri. kemana gerangan dompet beserta isinya? Jatuh dan hilang? Hmm, nggak deh kayaknya, secara saku jins saia termasuk sempit, jadi rapat, susah ada celah. Akhirnya, ingat kalau tadi ada peristiwa bersih-bersih oleh nyonya, wah, mesti gara-gara ganti celana tidak berikut dompet, alias ketinggalan si dompet.

Refleks, Continue reading →