Pagi masbro..
Cuaca di Malang yang beberapa hari belakangan kurang menentu, membuat fisik lumayan cepat drop. Pagi dan siang hari terik banget panasnya, eh, nggak berapa lama, menjelang sore hujan sudah turun dengan lebatnya. Cucok deh buat yang sering di jalanan kayak saia, apalagi, sempat lepas box dan nggak bawa jas hujan, basah kuyup adalah jalan ninjaku
Asupan makanan bergizi dan enak, (murah apalagi), adalah salah satu suplemen. Hati senang, perut kenyang dan asupan gizi terpenuhi. Kuliner jalanan kali ini adalah menu soto. Soto ayam memang mudah banget ditemui, mukai resto hingga warung pinggir jalan. Dan yang ini, di tepi jalan S Priyo Sudarmo dan sekitar jalan Tenaga, atau di wilayah Malang sering disebut area Gotong Royong, dimana banyak pergudangan dan kompleks industri serta ada rumah duka yang namanya gotong royong tadi.
Adalah Soto Ayam Pak No. Berbekal rombong, atau gerobak dari motor roda 3 Viar yang dimodifikasi menjadi tempat berjualan soto.
Untuk tempat makan, memanfaatkan tenda serta meja kursi portable yang bisa dibongkar pasang, sehingga bila tutup, tempat ini bersih. Siang terik itu, sambil perjalanan balik tempat kerja, perut sudah lapar sekali, saia melipir ke Cak No dan pesan soto ayam dengan telur, ditambah minum es teh. Cepat saja, bapak ramah yang suka banget bercanda ini menyiapkan pesanan saia dan pembeli lain yang sudah duduk di tempat masing-masing. Kalau jam istirahat makan siang, nih tempat padat masbro..
Tak berapa lama, semangkuk soto ayam dengan irisan telur tersaji di meja berikut segelas es teh yang menerbitkan air liur.
Lihat porsinya, memang cukup jumbo, alias porsi besar. Semangkuk penuh nasi, dengan isian topping suwiran daging ayam, rajangan kubis/kol, bihun serta taburan daun bawang cincang, yang disiram dengan kuah soto rada pekat warnanya, kuning kecoklatan. Masih diimbuhi dengan taburan bawang goreng juga dan serbuk koya
Saat mencicip kuahnya, yang kental langsung terasa di lidah adalah rasa soto dengan cita rasa agak manis. Menurut saia pribadi sih, memang cukup dominan rasa manis pada soto Cak No ini, meskipun tetap, rasa bumbu lain seperti bawang putih dan rempahnya masih terasa.
Untuk pelengkap, di meja sudah tersedia botol kecap manis, kecap asin, garam meja, sebotol perasan air jeruk serta sewadah penuh sambal. Yang unik memang sambal dalam wadah besar stainless yang isinya mungkin bisa dipakai makan puluhan orang sekaligus hehehehe…dan juga air perasan jeruk nipis, yang lebih mudah ketimbang peras sendiri irisan jeruk


Tuang sedikit kecap asin dan jeruk nipis serta sambal, dan hap..langsung sikat deh. Selain citarasa manis, irisan telur rebusnya juga berasa, alias dimasak terlebih dahulu. Kalau istilah saia, semacam dibacem, dimasak dalam bumbu bacem ala-ala Jateng. Wenakkk..
Seporsi soto dengan ukruan jumbo , yang dituntaskan dengan segelas es teh, membuat saia nyaris nggak bisa bangkit dari tempat duduk karena kenyang. Dan tebak, berapa rupiah untuk menu tersebut? Hanya di kisaran IDR 20.000 saja masih ada kembalian. Murah banget kan???
Tampilan menunya, untuk soto biasa, hanya dihargai IDR 10.000 saja, sementara minuman rata-rata IDR 5.000 saja. Kalau ingin menambahkan lauk, atau kondimen lain, tinggal bilang saja. Dan ini tampilan menu Soto ayam Cak No
Yang rada unik, karena memang segmen pasarnya adalah pekerja dengan menyajikan porsi yang cukup besar, Cak No memasang keterangan kalau tidak melayani 1/2 porsi, alias separuh dari porsi normal. jadi ya, pembeli kudu siap dengan semangkuk soto ayam dengan porsi lumayan jumbo, hehehehe
Semoga kepingin



