Go-Jek resmi beroperasi di Malang, apa reaksi angkutan?

Siang masbro.

Tanpa terlalu banyak gembar-gembor dan membuat kehebohan di dunia maya, kini, salah satu jasa ojek online besar, yaitu Go-Jek, sudah beroperasi resmi di kota Malang. Persisnya sih, hari Kamis, 26 Mei 2016 yang lalu.

may-pengemudi-ojek-cantik-02-55cea1370e937379048b4567Setelah sebelumnya membuka seleksi calon pengemudi di salah satu hotel di Malang, kini, sudah terdata sekitar 300 lebih pengemudi Go-Jek di kota Malang. Saia sempat beberapa kali ketemu di jalan, meski belum sempat mencoba sih.

gojekUntuk kantor Go-Jek, menurut informasi, sementara belum ada di kota Malang. Jadi, seluruh operasional dan handling segala macam., masih dikendalikan dari kota tetangga, yaitu Surabaya. Termasuk juga aplikasi. Seluruh order, konfirmasi hingga komplain, masih melalui Surabaya. Hari ini, sudah genap 2 minggu Go-Jek beroperasi. Bagaimana respon masyarakat, baik itu pengguna maupun juga operator angkutan darat lainnya?

Saia sempat berbincang singkat dengan salah satu pengguna ojek online ini, yang kebetulan datang ke tempat kerja dengan memakai jasa Gojek. Secara singkat sih, beliau puas dengan layanannya. Cepat, aman dan efisien. Cukup order di aplikasi yang terpasang di smartphone, tak sampai lama, sudah ada konfirmasi, bahkan si pengemudi gojek sudah standby didepan rumah. Untuk biaya, beliau mengatakan cukup terjangkau, sebanding dengan layanan. Biaya Go-Jek di Malang sendiri, adalah IDR 2.500 per kilometer/km, dengan jarak minimal order adalah 6 km. Lebih? Jelas boleh lah 😆 Dengan R2 alias motor, lumayan gesit membelah lalu lintas kota Malang yang mulai semrawut dan macet. “Cocok buat saya yang sering hilir mudik karena pekerjaan, tapi tidak bisa naik motor,” ujar si mbak yang saia ajak ngobrol sambil tersenyum malu. Hmm…ada yang mau nganter si mbak? #Eehh.. OOT

cbrehem

ilustrasi oleh model 😆

Kembali ke bahasan. Lalu, bagaimana reaksi alias respon operator angkutan umum lainnya? Seperti angkot, taksi dan ojek biasa? Saia masih belum mendapat responden nih, ciee…kayak mahasiswa lagi studi aja 😆 . Tapi, menilik informasi dari Organda Malang Raya, melalui Ketuanya, yaitu  Rudi Haryanto Soesamto, menyatakan, hingga kini masih belum ada gejolak yang timbul pasca beroperasinya Go-Jek di Malang. Kalau hitungan sih, jelas, akan memakan segmen konsumen ojek tradisional, maupun angkutan umum lain. Lha wong sekarang saja, penumpang angkot menurun drastis, lebih memilih beli sepeda motor sendiri. Ongkos buat angkot, bisa dialokasikan untuk cicilan kredit sepeda motor. Kemudian, dengan mudahnya order melalui smartphone yang sudah menjadi barang genggaman tiap orang, makin membuat nyaman. Orang cenderung pilih yang simpel dan praktis.

Menurut pak Rudi, di daerah lain saja, sudha muncul gekjolak karena ojek online seperti ini, jadi ya pasti akan ada di Malang. Apalagi, menurutnya ojek online melanggar UU No 22/2009, tentang amgkutan umum. Tidak punya ijin, trayek dan persyaratan lain. “Tapi jangan sampai hal yang melanggar aturan dibiarkan hanya karena ada manfaatnya. Meski gejolak saat ini belum, tapi nantinya pasti akan mengkristal. Kapan waktunya, pasti ada. Kalau sekarang memang belum terasa,” pungkas beliau. Nah lo…

ojek ol2Semoga saja, tidak sampai terjadi, konflik antara ojek online dan operator angkutan umum lain, seperti yang terjadi di daerah lain. Apalagi, mengingat sebelumnya, sudah ada ojek berbasis online yang beroperasi di Malang. Contohnya  JAC, Oklat, Gogojack dan lainnya, yang pernah saia tulis di artikel  disini .

ojekNyatanya, hingga sekarang pun, kondisi aman-aman saja, tidak ada gejolak, aplagi benturan. Hm…ada yang mau coba? Semoga berguna…

 

11 comments on “Go-Jek resmi beroperasi di Malang, apa reaksi angkutan?

  1. Lha mas andi ngitung jarak 80-90km d hitung pake gojek…sampean ngga masuk akal kalo komen..ky org bodoh aja.Mana ada jarak segitu mo naik gojek…lha punggung driver gojek ngga sampean pikirin…ooooooooonnn…!!ngga usah koment klo ngawur

    Like

Leave a comment