Safety riding, perlu gak sih? (1)

Semangat pagi masbro. Kali ini, sedikit share tentang safety riding yak? Sedikit mereview kembali, beberapa poin dari safety riding, yang sering banget kita dengar dan laksanakan setiap hari. Mohon maaf, artikel ini tidak bermaksud menggurui, hanya share sedikit yang saia tahu mengenai safety riding dan semoga ada manfaatnya.

Pengertian safety riding berkendara sepeda motorSik..sik(sebentar), sebenarnya, apa sih safety riding itu? Kalau dari pemahaman saia pribadi, adalah perilaku berkendara yang idealnya harus memiliki tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain.  Nah, dari berbagai komunitas dan penggiat safety riding, ada beberapa poin pelatihan, yang sangat berguna saat kita riding sehari-hari diatas motor, melintasi kerasnya aspal dan terik mentari, berbaur dengan asap dan debu jalanan. Walah…ngomong apa sih 😆 Oke..oke, kembali ke bahasan. Materi safety riding yang diberikan biasanya slalom, melewati papan titian, dan juga rintangan bergelombang. Dan yang paling penting dan tak boleh dilupakan yaitu pengereman. Masak iya, fasih slalom, handling jos, tapi pake rem tembok? Apaan? Iya, berhentinya kudu nubruk tembok, hihihihih….amit-amit deh. Nah, Carmudi Indonesia menyampaikan, ada beberapa manfaat dari pelatihan safety riding di aplikasi keseharian kita riding/naik motor, saat beraktifitas. Yuk, kita kupas beberapa poin ya…

  1. Teknik Slalom

Slalom, biasa kita dengar dan lihat di event R4. Itu tuh, yang mobil, ngepot-ngepot, memutari cone/kun, tanpa menyenggol. Nah, kala aplikasi di R2 alias motor, kadang sampe sliding-sliding alias ngesot :mrgreen: Tapi, kalau harian, kayaknya gak gitu-gitu amat deh. Masak iya, menikung di jalan, sampe sliding? Yang ada malah berbahaya..bisa menyerempet pengguna jalan lain. Nah, fungsi dari teknik gerakan slalom adalah melatih kemampuan dan menjaga irama keseimbangan tubuh ketika sedang menikung. Dalam melakukan gerakan slalom, hal yang terpenting adalah mengontrol gerakan tubuh pengendara. Maksudnya adalah saat sedang menikung atau belok, sepeda motor lebih mengikuti tubuh pengendara. Yang pegang kendali adalah rider, jadi, gerakan rider dan motor, seirama. Otomatis, motor bakal mudah dikendalikan. Pernah nggak, nyobain, motor dibelokkan ke kanan, tapi badan kita malah “dibuang” ke kiri? Pasti gak bakalan enak, yang ada malah rasanya pingin jatuh, hehehehee

latihan-safety-riding-slalom (1)

  1. Teknik Melewati Jalan Sempit

Teknik melalui jalan sempit, yang dianalogikan dengan papan titian seperti gambar dibawah ini,  hampir sama dengan melakukan gerakan slalom. Namun, fokus dari latihan melewati titian ini lebih pada melatih keseimbangan tubuh ketika melewati jalanan sempit. Di keadaan harian, kondisi yang hampir sama dialami kala kita melalui jalan sempit, jalanan yang padat dengan kendaraan R4 atau lebih, atau juga diantara motor lain. Nah, diharapka, saat kita berada di situasi seperti itu, kita tidak panik dan mampu menjaga keseimbangan. Misal melalui sela 2 mobil. Sering kan dialami? Sampai kadang ada istilah, asal setang masuk, tancap deh :mrgreen: Boleh saja sih, asal sudah diperhitungkan betul, dengan menimbang situasi dan kondisi. Saat melewatinya, keseimbangan harus dijaga, jangan sampai saat pas ditengah-tengah, malah goyah, entah panik atau grogi, yang akhirnya malah fatal. Nyerempet, oleng…bubar deh. Demikian juga saat berada di tengah “kerumunan” sepeda motor, resiko senggolan sangat besar. Tapi, dengan keseimbangan yang baik dan handling/pengendalian motor, senggolan dengan motor lain dapat dihindari.

latihan-safety-riding-melewati-papan-titian (1)

  1. Teknik Melewati Jalan Tidak Rata

Pelatihan melewati jalanan bergelombang juga berfungsi untuk melatih keseimbangan tubuh ketika melewati jalanan yang tak rata, bergelombang, atau berlubang. Sudah bukan rahasia umum, jalanan di negeri kita ini, yah….tahu sendiri. Gak pedulu kelas jalan, entah propinsi, kab/kota, kampung, ataupun jalan nasional, yang namanya lubang atau permukaan yang tidak rata, pasti ada. Apalagi setelah tergerus air hujan dan banjir, wuiih….bisa beranak pinak itu lubang. Selain menjaga keseimbangan badan, pelatihan ini juga mengedepankan mengenai penggunaan rem depan dan belakang secara maksimal. Saat tiba-tiba menemui jalan rusak/lubang, tidak perlu panik dan mengerem mendadak. Hal itu justru membahayakan. Jika memungkinkan, hindari area tersebut, bisa dengan sedikit teknik slalom seperti nomor 1 diatas, dibantu dengan pengereman. Tapi, jika tidak, terpaksa menambah pengereman, dan terabas jalan tak rata tadi dengan kecepatan rendah. Perlu hati-hati saat menerabas, dan bisa dibantu dengan posisi badan yang agak terangkat dari jok, dan tetap memegang kendali pada setang. Yah, macam gaya crosser saat melintasi trek yang bergelombang, tapi ya gak perlu juga sampe berdiri tinggi-tinggi diatas jok 😆

latihan-safety-riding-melewati-rintangan-bergelombang (1)(1)

  1.   Teknik Pengereman

Pelatihan pengereman sangat penting dilakukan, karena persentase pengereman yang benar idealnya adalah 60:40. Yaitu,  penggunaan rem depan sebanyak 60% dan rem belakang 40%. Pabrikan sepeda motor, jauh sebelumnya, sudah mengaplikasi hal ini. Makanya, kalau masbro perhatikan, rem pada sepeda motor, selalu lebih kuat di bagian depan. Contoh, rem depan cakram, rem belakang masih teromol. Secara kekuatan, pasti lebih bagus yang cakram, makanya diletakkan di roda depan. Nah, begitu ada rem cakram di roda belakang, maka cakram depan, pasti diupgrade, ukurannya diperbesar, yang jelas lebih besar dari yang belakang. Begitu seterusnya. Distribusi pengereman yang benar akan menghindari terjadinya selip atau salah satu roda yang kehilangan daya cengkeram ke aspal ketika sedang mengerem.Malah, teknologi sekarang, sudah aplikasi Combi Brake System (CBS) yaitu, kala salah satu tuas rem, entah depan atau belakang ditekan, maka akan membagi pengereman ke dua bagian sekaligus, depan dan belakang, dengan porsi tetap maksimal di depan. Tapi tetap, rider yang pegang kendali. Butuh praktek dna pembiasaan, karena kadang pemahaman banyak orang bisa berbeda. Ada yang hanya percaya rem belakang, padahal saat panic braking, malah ngesot dan terpeleset. Ada yang justru sangat percaya rem depan, walhasil, juga bisa selip atau malah stoppie, hehehehe…emang freestyle? Maka dari itu, kombinasi rem depan-belakang adalah wajib.

stoppieLatihan-latihan untuk safety riding bisa dilakukan oleh semua pengendara motor di area terbuka yang luas, tanah lapang, atau area parkir. Asal, jangan di jalan umum ya masbro, kala latihan. Kalo merasa sudah memahami dan bisa mempraktekkan, monggo diaplikasi secara harian, dan kalau perlu, ditularkan (halah…macam penyakit aja 😆 ) ke teman-teman, saudara, pacar, selingkuhan dan sebagainya. Semoga bermanfaat, dan tunggu edisi selanjutnya

8 comments on “Safety riding, perlu gak sih? (1)

Leave a comment