Ciput di 50.000 km lebih (1) , pemakaian oli mesin

Tak terasa, Honda CB150R Streetfire saia, alias Old CB, sudah melewati 50 ribu lebih odometernya.limapuluhribuKalau usia sih, baru kisaran 3,5 tahunan, karena ini merupakan OCB gen 1, yaitu keluaran Desember 2012, hanya surat-surat, karena bertepatan akhir tahun yang mepet, akhirnya selesai per Januari 2013.

ciputgresBanyak yang ingin saia catat sebenarnya. Mulai pemakaian BBM, performa hingga pelumas. Sekedar informasi, motor saia ini masih standart aja kok, gak ada modifikasi berat. Cuma sekedar ganti filter udara Ferrox, gearset SSS, ganti kampas kopling Kawahara dan ganti roda pakai velg ruji/jari-jari plus ban lebih besar.

Pelumas dulu aja ya.. Awalnya, standar dari pabrikan, masih menggunakan MPX. Kerasa kurang enak, menurut saia, mesin terasa berat. Kalau bahasa Jawa “nggandhol” , berat tarikannya. Akhirnya, ganti deh SPX1. Hmm, lebih maknyus…meski sempat terkena badai klotok…itu tuh, kasus noken-as/camshaft CB150R yang bunyi macam kodok. Oli SPX berkelir oranye ini, 3 kali saia pake sebelum akhirnya ganti lagi :mrgreen:

mpxspxDasar masih ingin coba yang lebih, pindah lagi ke Shell AX-7. Karakter mirip SPX, enteng menaikkan putaran mesin, tapi lumayan cepet panas. Shell AX-7 ini, paling lama saia pakai dibanding merk lain. Untuk jadwal ganti oli, masih tetap diberlakukan 2.000 km, lebihnya yah,  sedikit-sedikit.

ax7Kena racun oli sesat, awal pertama mencoba Pertamina Fastron Techno. Oli mobil, dengan SAE 10W-40 ini, saia rasa cocok dengan karakter CB150R. Tetap enteng di putaran mesin. Kalau SAE-nya sih, sama dengan Shell AX-7 sebenarnya, meski harga sedikit lebih mahal dibanding Shell AX-7. Di SPBU Pertamina, oli ini dijual kisaran IDR 70.000.

pftDua kali pakai Fastron Melon/PFT, kembali diracun oli mobil lain. Nggak tahu nih, kok gampang banget terpengaruh ya, ini otak 😆 Masih cinta produk dalam negeri, Pertamina Fastron Diesel, menjadi pilihan saia selanjutnya. Oh iya, sekedar catatan, kalau “ritual” saia pribadi sih, saat ganti merk/tipe oli, saia usahakan bilas dulu. Nggak perlu pakai cairan flushing, cukup oli baru yang akan dipakai. Terutama, yang pakai oli mobil, hehehe. Saat pakai PFD, saia flushing dengan Pertamina Meditran (lebih hemat) 😆 , saia pakai 500 km, buang, ganti lagi. Diulang 3 kali. Setelah itu, baru deh, cemplungkan PFD-nya. Oh iya, untuk harga, PFD saia dapat di SPBU dengan harga IDR 65.000 kemasan 1 liter .

pfdPFD, performanya, kalau saia pribadi, sedikit di bawah PFT. Terasa sedikit lebih berat, kala pake PFD, namun, suara mesin lebih halus dan tidak cepat panas. Ini opini saia pribadi lho. Hingga odometer 50.000 lebih ini, PFD saia pake sudah 3 kali, dengan durasi penggantian  lebih panjang dari oli motor sebelumnya, yakni di kisaran 3.000 km. Memang sih, kalau menurut rekan-rekan yang lebih dulu “kecemplung” di aliran oli diesel, kelewat manja itu, kalau diganti hanya 3.000 km, minimal 4.000 km keatas 😆 Nah, puas kah atas performanya ? Sejauh ini iya, meski dibilang oli sesat, karena sebenarnya peruntukan memang untuk mobil, hehehehe.

Sementara, itu dulu, silsilah oli yang pernah saia pake hingga sekarang di CB150R. Nanti disambung lagi ya…

 

17 comments on “Ciput di 50.000 km lebih (1) , pemakaian oli mesin

    • sejauh ini, nggak ada kendala mas..hanya saat pemakaian awal, rasanya sedikit berat di tarikan. begitu mesin sudah capai suhu ideal, nyuss deh..
      rpm atas, getaran rada berkurang menurut saia

      Like

Leave a comment