Ibu penjual jas hujan keliling

Medio Desember 2017. Sabtu lalu, sepulang lembur, cuaca sudah rada gelap. Mendung menggantung sepanjang perjalanan pulang ke Singosari. Eh, ini perut tak bisa diajak kompromi. Daripada gemetar handling motor, berbeloklah saia ke pinggir jalan, sedikit memutar, ke warten mi ayam di pinggir jalan. Sambil ngobrol dengan pak-e pemilik (langganan sejak masih kuliah 😆 ), tak terasa, habislah semangkuk mi ayam beserta segelas es teh.

Beberapa saat kemudian, ada seorang ibu, belum begitu tua, mungkin sepantar usia saia, menggendong anak menggunakan selendang di punggungnya, berusia kisaran 4 tahunan yang tertidur pulas, masuk ke warten. Beliau menawarkan dagangan, berupa jas hujan. Ada beberapa buah saia lirik di dalam kantong kresek besar yang ditenteng. Mulai dari ponco/batman, hingga jas hujan kresek/plastik.

Rasa iba menghentak sanubari saia. Rasa kenyang setalah menyantap mi ayam, langsung sirna, berganti rasa iba. Maksud hati ingin membantu si ibu tersebut, akhirnya saia urungkan. Lho? Iya…takutnya, didalam warung yang lagi rame pembeli, takut ada yang menilai lain, juga takut salah paham dari sang ibu akan maksud saia. Akhirnya, saia menggeleng saat ditawari jas hujan.

Sang ibu tadi pun berlalu, tanpa ada seorangpun yang membeli dagangannya, termasuk saia. Setelah membayar makanan, saia nyalakan motor, lalu melaju pelan, di belakang si ibu yang sedang berjalan di tepi jalan. Saia lalu berhenti beberapa meter didepannya. Saia sapa, langsung si ibu tadi berhenti sambil kembali menawarkan dagangannya. Rupanya, beliau kurang ngeh kalo saia tadi sudah bertemu di warung mi. Mungkin, karena pake helm plus masker.

Saia tanya, “berapa bu, yang kresek?” Dijawab : 7 ribu, mas” sambil mengambilkan beberapa buah. Saia ambil satu buah, warna hijau. Sambil mengangsurkan selembar kertas rupiah, saia bilang ke ibu penjual, “Ngapunten bu, ndak usah disusuki. Didamel jajan-e putrane mawon” (Maaf, permisi bu, tidak usah diberi kembalian, untuk jajan anaknya saja). Spekulasi saat itu, takut si ibu tidak terima, menolak atau salah paham. Ternyata nggak, beliau menunduk sambil mengucapkan terima kasih. Saia segera berlalu, menahan rasa ingin pulang, bertemu dengan istri dan 2 buah hati saia yang menunggu di rumah 🙄

Si ibu saat ini tetap berkeliling, dan saat capek, beristirahat sambil masih menjajakan dagangannya kepada pembeli di SPBU Karanglo-Malang. Beberapa hari yang lalu, saat cuaca gerimis pun, saia masih bertemu dengan ibu ini, masih tetap menggendong anaknya di punggung, memakai sebuah payung besar supaya anak dan dirinya tidak kehujanan serta menenteng tas plastik berisi dagangan jas hujan. Semoga lancar ya bu, rejekinya njenengan dan putranya.

Semoga berguna…

 

Tips Ojek Online

Maraknya ojek online, satu sisi memudahkan kita untuk memilih moda transportasi. Beberapa waktu lalu, sempat bikin gaduh di dunia maya maupun dunia nyata, soal adanya larangan operasional ojek online dan dicabutnya larangan itu hanya berselang sehari saja :mrgreen:

gambar : google

gambar : google

Sisi lainnya mode transportasi baru ini, ada minusnya nih. Ada oknum pengemudi yang” godain” penumpangnya, mungkin karena fisik sang penumpang 😆 , malah bisa berlanjut karena sudah tahu nomor HP , lokasi kantor atau malah rumah.  Ada yang marah-marah hingga ke media sosial karena review kita sebagai pengguna gak bagus. Yah, mungkin ada segelintir oknum pengemudi ojek yang seperti itu CMIIW

Ada rekan kemarin curhat Continue reading