Pagi masbro..

Masih di bulan kemerdekaan, Agustus 2018, saatnya bagi rakyat Indonesia, mengenang arti kemerdekaan, juga bagaimana jerih payah para pahlawan pendahulu kita, dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih. Banyak cerita kelam, meski sudah merdeka, ternyata, dari dalam negeri sendiri, ada saja yang merongrong dan berusaha mengacau. Miris memang..

Dalam kaitan tersebut, saia bareng beberapa rekan blogger dan vlogger Jawa Timur, berkesempatan mengikuti acara ‘touring kemerdekaan 2018’ yang digagas oleh PT MPM. Dihelat Sabtu – Minggu 18-19 Agustus 2018, riding bareng kali ini mengarah ke barat, yaitu ke Madiun. yang dituju adalah sebuah monumen, yang saia pribadi yakin, banyak yang belum tahu, termasuk saia. Monumen yang memperingati, bagaimana kekejaman bangsa sendiri demi sebuah ideologi komunis, mampu mengalahkan akal sehat dan bertindak kejam diluar batas. Monumen Kresek ini, berlokasi di desa Kresek, kecamatan Wungu area kabupaten Madiun.

Mengambil start dari halaman PT MPM Sedati Sidoarjo, rombongan yang menggunakan hanya 2 tipe motor, yaitu Honda New CB150R dan Honda PCX 150, siap berangkat dengan didahului oleh briefing singkat rute, dan pemanasan serta yang penting, doa bersama. jarak tempuh yang lumayan nih, menuju area Madiun yang jarak tempuhnya kalkulasi saia pribadi capai kisaran angka 250an km, belum termasuk baliknya Kebetulan , saia pakai motor sendiri nih, si bleki NCB.

Dengan road captain dari MPM, mas Novan dengan Honda New CB150R memandu perjalanan 15 motor yang terdiri dari 10 unit New CB150R dan sisanya Honda PCX150. Diplot dengan sweeper kang Priyo otobalancing , mampu mengakomodir rombongan. Maklum, rute panjang yang akan ditempuh. Bertitel fun touring, ya kemasannya fun… Sesekali melaju kencang ekplorasi Honda CB150R masing-masing dan buat yang pengin santai, tenang, nggak bakal ketinggalan karena sweeper selalu siap memantau. Nggak bakal ada yang tercecer deh, hehehehe. Pokoknya, tetap #cariaman .

Berangkat sekitar 08.30, meluncur dengan rute menuju Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk dan masuk Madiun. lalu lintas yang lumayan lancar, mengingat weekend biasanya diprediksi padat. pemberhentian pertama adalah di salah satu dealer Honda di Jombang, yaitu Aries Putra Motor. Disini, kami istirahat sekaligus mekanik AHASS melakukan pengecekan kondisi motor. Kebetulan, karena baut nopol si bleki copot dan hilang sebiji tadi dijalan, sekalian saia minta diperbaiki. Bisa berabe nih kalo nopol hilang di jalan.

Disini pula, saia dan rekan-rekan sempat mendapatkan pengenalan varian terbaru Honda New CB150R facelift yang sudah hadir di Jombang. Meski sudah ketemu di Malang, disini nih, tetapi ada hal lain yang saia dapat yang belum sempat saia eksplore sebelumnya. Yaitu antara lain pemakaian baut komstir yang kini balik ke baut normal, bukan lagi baut khusus yang tentunya memerlukan kunci khusus. Jadi lebih mudah distel ketika kendur atau sebaliknya.

Lanjut perjalanan, tanpa kendala, lepas tengah hari rombongan sudah memasuki lokasi desa Kresek. Akses jalannya ajib bener, meliuk-liuk dengan beragam tikungan serta kombinasi tanjakan dan turunan yang lumayan menguras performa motor dan pengendara. Pinter bener nih yang cari jalan, hehehehe. Dengan jalan yang dominasi aspal melintasi pegunungan dan hutan jati gersang, membelah panasnya kemarau wilayah Madiun. Karena kondisi jalan yang sangat sepi siang itu, acara high speed cornering bisa terlaksana 😆  Asli, menguras adrenalin beneran.

Masuk kawasan Dungus, Madiun, rombongan akhirnya sampai di peristirahatan kedua, sebuah kedai makan yang jaraknya sangat dekat dengan Monumen Kresek, paling hanya 4 kiloan saja. Istirahat, setelah fisik dan adrenalin terkuras selama perjalanan, terisi oleh santap siang dengan menu tradisional. Dipadu tempat makan yang tepat di bibir sungai yang dihiasi batuan besar sisa letusan gunung Lawu bertahun-tahun silam, membuat suasana alami dan nyaman. Tak terasa , beragam makanan sudah masuk ke perut ini, hehehehe.

Usai istirahat dan beribadah, lanjut perjalanan ke tujuan utama, Monumen Kresek yang terbilang sangat dekat karena masih satu wilayah, satu desa kalau nggak salah. Sampai di monumen Kresek, rombongan diterima oleh pemandu, dan diajak berkeliling mengenal berbagai monumen, lokasi dan diorama tentang kekejaman partai komunis di tempat tersebut, termasuk proses penumpasannya oleh TNI. Sumpah, saia merinding di tempat ini, terbayang kondisi dan situasi tahun 1948 saat pemberontakan PKI tersebut, hiiyyy… Dikisahkan oleh bapak pemandu, bahwa disini, ratusan nyawa melayang dibantai oleh gerombolan komunis. Di tempat ini, beberapa tokoh masyarakat, tokoh pemerintah, aparat bahkan ulama setempat dibantai secara keji oleh komunis karena dianggap menghalangi mereka, yang berupaya memberontak dari NKRI dan menyebarkan paham komunis di tanah air. Maklum, karena lokasi yang sangat jauh dari ibukota kecamatan, bahkan dari desa terdekat, aksi keji ini bisa berlangsung tanpa ketahuan aparat. Usai melakukan pembantaian, gerombolan komunis melarikan diri ke hutan-hutan sekitar dusun yang hingga kini masih sangat lebat, rata-rata hutan jati yang kemudian dikejar dan ditumpas oleh aparat militer, dalam hal ini pasukan Siliwangi.

Disyukuri, saat ini hal itu tinggal cerita kelam saja. Kini, tugas kita generasi penerus masa kini, untuk terus menjaga kedaulatan negara sekaligus mengisinya dengan beragam cara yang bisa bermanfaat bagi kepentingan bersama.

Usai napak tilas dan lanjut perjalanan menuju tujuan kedua yaitu Mojosemi Camp. Sebuah tempat yang berlokasi di ketinggian, tepatnya di atas telaga Sarangan Magetan. Cocok banget buat tempat istirahat sekaligus refreshing pikiran , hehehehe. yang jelas, untuk menuju lokasi, jalan aspal dengan tanjakan terjal dan berliku, sungguh bisa dinikmati pemotor. Ajib benerrr deh..

Di sini, rombongan beristirahat semalam, sebelum esok pagi kembali berkegiatan disini. Ada apa aja nih? Sabar ya masbro..banyak cerita seru yang siap saia ceritakan di artikel lain. Semoga berguna