Pagi masbro..
Tadi malam, eh sore kemarin persisnya, tetangga dekat rumah ujug-ujug mencari saia. Tergesa-gesa, sampai istri saia bingung , ada apaan? Ternyata, bohlam headlamp BeAT milik ibu ini rupanya putus. Lha hendak dipakai bepergian sampai malam rencananya ke desa sebelah, khawatir. Cari saia mau minta tolong ganti bohlam depannya. Ya wis, kebetulan santai habis pulang kerja, saia minta dibawa ke rumah saja motor sama bohlam barunya.
Nggak berapa lama, Honda BeAT itupun sudah nongkrong di teras. Preteli bagian dada, eh, dek depan, lalu cabut bohlam lama. Sudah tersedia bohlam baru yang katanya dibelikan di bengkel. Bohlam halogen, dengan tipe HS1 bermerk Oseram berdaya 35 watt. Nggak tahu, beli harga berapa.
Saia keluarkan dari bungkusnya hati-hati. Saat hendak memasang ke reflektor, seperti biasa saat ganti bohlam, jari tangan pegang bagian bawah alias pantat si bohlam. Si ibu ini mengamati dengan seksama, mungkin sambil belajar, kapan-kapan mau diganti sendiri. Lalu muncul pertanyaan, kenapa pegangnya yang bawah, kan tinggal pegang biasa aja, ngapain gak dipegang kacanya?”
“Sik to bu, tak pasang-e dulu, habis ini tak jelasin (sebentar to bu, saia pasang dulu bohlamnya, setelah ini saia jelaskan) “jawab saia sambil memasang si bohlam pengganti. Usai mengepaskan posisi bohlam pada reflektor, kan ada tonjolannya tuh, jangan keliru karena bikin posisi bohlam gak pas, sehingga sorotan cahaya jadi kacau. Saia selesaikan pula memasang soket, kemudian terakhir merapikan bodi bagian depan beserta sekrupnya di dek.
“Jadi begini bu, pegang bohlam halogen memang nggak boleh kena kacanya, bakal cepat putus bohlamnya” saia jelaskan ke ibu itu. “Kok bisa mas?” selidiknya. Alasannya begini, tangan kita, jari maksudnya, permukaannya memiliki sidik jari yang mengandung minyak, sehingga bila kita memegang bagian kaca bohlam halogen dengan menggunakan tangan langsung secara otomatis sidik jari kita (yang mengandung minyak) akan menempel pada bagian kaca. Gampangnya, pas pakai HP android , kan sering kelihatan tuh bekas jari di layarnya? Semacam itulah bekasnya yang bisa menempel pada kaca bohlam. Sewaktu si bohlam dinyalakan dan menghasilkan panas, bekas jari tadi akan menimbulkan perbedaan suhu pada bagian kaca yang dapat mengakibatkan lampu mudah sekali putus/rusak. Jadi, panas yang diterima bagian kaca bohlam nggak merata, karena ada lapisan bekas jari di beberapa bagian. Panas nggak merata ini, membuat tekanan gas halogen didalamnya juga nggak stabil, walhasil cepat putus deh itu filamen. Kira-kira gambarannya kayak gini deh (saft7.com)
Jadi, noda bekas jari tangan itu yang bikin kotor bohlam halogen dan cepat putus saat lampu menyala. Si ibu rupanya mulai paham, tapi ya masih ada aja yang ditanyakan. Emak-emak bangets, hehehehe. “Lha kalau kadung terpegang tangan, terus piye mas? Masak mau dibuang bohlamnya? Kan sayang?” Saia jawab, ya kalau terlanjur, bisa dibersihkan pake cairan alkohol dengan dioleskan pada kapas/lap tipis. Tapi ya jangan sampai malah merata, semua bagian kaca bohlam malah terpegang tangan, bubar deh. Si ibu manggut-manggut, ya mudah-mudahan si paham. Cara itu, darurat, bisa sedikit menghapus noda jari pada bagian kaca bohlam meskipun tidak 100 % hilang sih.
Jadi, seperti itu ya masbro dan mbaksis, kenapa bohlam halogen tidak boleh dipegang dengan tangan langsung, kudu dipegang di bagian bawahnya saat memasang. Untuk beberapa merk dan tipe, kadang juga disertakan semacam busa/spon pada bagian kacanya, supaya memudahkan saat memegang dan memasang, terutama jenis yang cara pasangnya dari bagian depan.
Paham ya? Yukzz….semoga berguna. Sepele tapi penting ini, hehehehe
joss, motorku sik bohlam jadul rung HS1 😦
LikeLike
Nggonaku malah murahan mas, iso ijolan karo bohlame mobil, H4
LikeLike