Memang ya, kalau rejeki gak bakal kemana-mana kok. Di artikel sebelumnya, saia hanya sempat memandangi, pegang-pegang dan duduk manis sebentar di jok pengemudi Toyota Sienta. Eh, ternyata, di salah satu dealer Toyota Auto 2000 Malang, lagi ada acara test drive Sienta juga. Hmm..meluncur deh.
Bersama mbak SPG, sempat mendapat “dongeng singkat” spesifikasi Sienta, sambil nunggu unit testdrive yang lagi keluar. Info-nya sih ada 3 unit Sienta yang bisa dijajal, 2 matic dan 1 manual. Dongengnya saia fotoin aja ya…
Akhirnya, datang juga. Sienta tipe V, dengan transmisi manual. Menegaskan info sebelumnya, bahwa Toyota Sienta mempunyai
4 tipe, yaitu E (paling rendah), G, V dan tertinggi Q. Lanjut. Ke parkiran, mengantungi sebuah remote masih terbungkus plastik dengan gantungan kunci kecil. Kuncinya gak ada? Hmm..tipe V memang keyless masbro, gak pake anak kunci. Mengandalkan remote sebagai kendali kunci pintu, serta alarm. Masuk kabin, adaptasi sebentar. Pas nih, mungkin tester sebelumnya, punya postur mirip saia, kelebihan tinggi badan ๐ Gak merubah setelan jok sama sekali soalnya. Pandangan lumayan luas, meski tergolong rada rendah posisi joknya, mirip-mirip AX series kayaknya CMIIW. Maklum, biasa nunggang gerobak barang yang tinggi, hehehehe..
Panel dasbor didepan pengemudi cukup minimalis, terpampang speedometer dan tachometer, berikut sebuah kotak MID di antara spidometer dan takometer.
Siap-siap nyalakan mesin. Reflek jari tangan mau cari-cari kunci kontak yang biasa tertancap di bawah setir. Ndeso banget yak? Baru ingat kalau keyless…efek SPG nih Injak kopling, tekan tombol start. Hitungan detik ke 2, mesin sudah menderum halus, sebelumnya didahului menyalanya berbagai indikator check di panel speedometer.
Injak kopling lagi, masuk gigi 1, keluar parkiran. Rute, gak jauh-jauh ah, takut disangka mau menculik mbak SPG, bahaya. Keluar dealer, masuk jalan raya, langsung disambut kemacetan mengular. Hmm..untung kopling ringan nih. Eeh, lha kok ada bunyi aneh, macam alarm, tiit…tiitt..tittt. Ternyata, si mbak lupa belum ngunci safety belt-nya. Pantes…
Lanjut jalan, menembus macet. Handling setir enteng banget, karena power steering sistem elektrik, lebih enteng lagi dibanding power steering yang hidrolis. Gigi per gigi, terasa nafas per gigi lumayan panjang. Cuma sampai gigi 4 sih, gak berani juga nyoba rpm sampai redline…jalan raya umum nih. Ternyata eh ternyata, Toyota Sienta ini sudah aplikasi 7 percepatan masbro. Yups..6 maju dan 1 perseneling mundur. Mantap…soalnya, cuma pernah nyobain mobil 6 percepatan biasanya, 5 maju dan 1 mundur. Coba tes di jalan tol ya, bisa maksimal nih.
Tenaga dari mesin 2NR-FE berkubikasi 1.497 cc, 4 silinder dan 16 katup ini, lebih dari cukup untuk mendorong mobil sepanjang 4,2 meter ini. Menurut brosur sih, power maksimal 107 ps/6.000 rpm, sementara torsi 14,3 kgm/4.200 rpm.
Peredaman suara dari luar kabin, tergolong maksimal. Senyap…meski tidak full 100%. Ya iyalah, kalau sampai tidak terdengar suara apapun dari luar, bahaya pake banget. Diklaksonin nggak bakalan dengar. Saat melewati jalan tak rata, suspensi nyaman, ampuh meredam guncangan. Sempat ada sedikit bunyi aneh di belakang, ternyata, ada barang semacam toolbox yang kurang pas posisinya, jadi terguncang-guncang. Lainnya, nyaris tak terdengar, apalagi bunyi gludugh dan glodakan, gak ada sama sekali.
Peranti pengereman, yang sudah dilengkapi ABS, mampu menjinakkan laju kendaraan saat direm mendadak. Maklum, rem cakram sudah terpasang di semua roda…pakem dan aman. Saia sudah berbalik arah, kembali menuju dealer, kan sengaja gak terlalu jauh. Masuk kembali ke parkiran, dan hendak parkir. Nah, saat hendak parkir mundur, karena si mbak juga kurang ngeh, apalagi saia ๐ , mau masuk gigi mundur kok gak bisa-bisa. Masuk persneling 1 terus, secara posisi si R ada di sebelah persneling 1. Akhirnya, ada salah satu SPB senior yang tanggap, lalu mendekat. Ternyata, untuk bisa memasukkan gigi perseneling mundur, ada semacam knop di tuas persneling yang harus diangkat, dengan jepitan 2 jari , terlebih dahulu, baru deh mau masuk gigi mundur. Owalah…saia dan si mbak ketawa bareng. “Maaf ya mas, saia kurang paham soal teknis, ” kata si mbaknya. It’s OK…saia juga ndeso mbak…syukur-syukur sampeyan pinjemi unit tes, hehehe.
Berakhirlah sesi testdrive ini. dengan kesimpulan akhir, kenyamanan sebuah MAV yang dihargai pantas oleh Toyota. Berapa sih?? Hmm, untuk OTR Malang, versi tertinggi yaitu tipe Q dengan transmisi otomatis/matic dilepas di IDR 300 juta. Yah, naik turun sedikit, silakan di SSI itu marketing, hehehe
Semoga berguna






Joosss. http://otofery.blogspot.co.id/2016/07/modifikasi-ninja-250-karbu-2010-ala.html?m=0
LikeLike
ah, saia mah nubie kang
LikeLike
Ckepp..
LikeLike
Aku kapan pak?
LikeLike
monggo kerso…kontak mbak-e wae
#eeeh…
LikeLike
Endi pincan e?
LikeLike
heleh….paling mung disimpen tok
#alesyan adoh
๐ ๐
LikeLike
Gubraks ๐
LikeLike
Aku kapannnn… tesr drive mbak e….
LikeLike
haiisshh….ra entuk
LikeLike
Lehhhh… yo wes sientane wae… jebul test drive e ng jln raya lgsg to lek… joss no… bagiku kursine kurang duwur hiks nasib
LikeLike
iya toh, langsung turun sirkuit jalan raya…
jok, bisa di-adjust kang, maju-mundur maupun naik-turun, persis mbak-e
#eeeh…maksudte jok yang diduduki
LikeLike
wasemb wakakakak
LikeLike
Kl mau tekan start button musti injak koplingkah?
LikeLike
Ho oh..
Kalo saia, tak imbuhi injak pedal rem…kebiasaan sih
LikeLike
Lha kl gak di kopling gmn lek? Apa gak mau hidup mesinnya?
LikeLike
Iya kang, kata teknisi yg ketemu pas itu
LikeLike
Oke siap… jd gak katrok bgt bsk kl pas test drive… nice info…
LikeLike
Pingback: Sedikit eksplorasi Toyota Sienta | sekedar coretan