Beberapa bulan lalu, pas riding pulang kerja, sempat lihat ada seorang lady biker, ibu-ibu memakai sarung tangan yang rada aneh modelnya menurut saia.  Lebih mirip sarung tangan di dapur tu..yang biasa dipake kalo ngangkat panci panas :-). Pas mau saia jepret di lampu merah, lha kok gak sempat. Akhirnya, tadi pagi ketemu lagi dan segera googling dan ketemu. Kayak gini nih ternyata

Ternyata, nama “resmi” barang itu satamo…singkatan dari sarung tangan stang motor. Ada beberapa penjual online maupun offline. Kata promonya sih, mempu melindungi tangan pengendara dari panas, simpel karena tidak ribet saat memakai karena terikat di stang motor.

Hemm..kalo menurut saia pribadi, IMHO..selain aneh modelnya, kayaknya juga malah rawan ya..rawan ribet. Karena terikat di stang motor atau spion, saat melepas tangan, memang sih, tinggal tarik tangan, lepas deh sarung tangan, demikian sebaliknya bila mau memakai. Ribetnya, karena desain yang utuh, alias tidak per jari, sensitifitas jari tanga jelas berkurang. Beda dengan sarung tangan normal/biasa. Karena per jari tangan ada tempat masing-masing, jadi feel/perasaan per jari masih normal-normal saja. Tiap jari bisa berfungsi masing-masing. Misal…jari telunjuk kanan yang terbiasa standby di handel rem, juga tetap bisa menjalankan fungsinya itu, sementara jari lain menggenggam setang dan memelintir gas.

gambar : pertamax7.com

Nah, kalo si satamo ini, jari tangan kalo saia lihat, semua terperangkap dalam satu lubang. Jadi, kalo menggenggam setang, semua jari menggenggam. Demikian juga kalo pas ngerem, semua jari juga menekan tuas rem. Iya sih, menurut safety riding, pas nge-gas, idealnya jari tangan kanan gak ada yang nongkrong di tuas rem..kayak disini https://aslimalang.wordpress.com/2013/10/21/posisi-jari-tangan-di-handel-rem-depan/

Tapi itu kan dengan setiap jari bisa bergerak bebas, tidak terkungkung dalam 1 tempat seperti di satamo ini. Yah, pendapat pribadi sih ini…sarung tangan ideal memang harus bisa melindungi jari tangan dari gesekan, benturan dan juga panas terik. Namun, tidak harus mengurangi fleksibilitas anggota tubuh lainnya. Bagaimana pendapat pembaca? Monggo dishare

NB: Artikel ini tidak mendiskreditkan produk tertentu. Murni pendapat saia pribadi, penulis blog ecek-ecek, tanpa ada tekanan dan godaan dari pihak manapun