Mampu prediksi bahaya, bukan kemampuan spiritual lho, tapi bisa dipelajari bikers

Danger Prediction artinya prediksi bahaya, dalam arti terjemahan harfiah. Nah, buat bikers kayak kita-kita, danger prediction merupakan sebuah kemampuan memprediksi bahaya yang bakal dihadapi saat sedang berkendara di jalan raya.
Jalanan, sudah penuh dan krodit dengan beragam pengguna. Mulai penggowes sepeda angin, bikers sepeda motor, mobil, hingga truk dan kendaraan besar lain. Karena itu, sebagai salah satu dari kendaraan “kecil” di jalan raya, bikers kudu mampu menempatkan diri dengan aman. Apalagi, dari survey nih, penyebab utama kecelakaan , 90% adalah dari faktor manusia. Nah lo

Dalam kaitan meningkatkan keselamatan dan kampanye #cariaman, MPM Distributor menghelat sebuah acara sharing materi safety riding bersama blogger dan vlogger Jawa Timur, yang Sabtu 06/03/2021 lalu diisi dengan materi danger prediction. Dengan narasumber Dimas Satria Kelana Putra instruktur Safety Riding MPM Distributor, mengupas tentang kemampuan memprediksi bahaya bagi seorang bikers.

Penglihatan adalah faktor utama, karena mata berkemampuan melihat obyek di sekitar dan meneruskan ke otak untuk diolah lebih lanjut menjadi sebuah keputusan. Bahasa kerennya sih, Identifikasi yang dilanjutkan dengan Pengambilan Keputusan dan diakhiri oleh sebuah Reaksi. Kemampuan mata, jelas berbeda pada setiap pengendara. Selain memang bawaan fisik, umur juga berpengaruh pada ketajaman mata saat melihat obyek depan dan sekitar, juga reaksi balik saat terkena cahaya. Pernah kan, kena silau lampu jauh/dim/passing?? Pasti silau, dan bakal terlihat terang saja/putih sehingga tidak bisa memantau keadaan sekitar. Mata, memerlukan waktu supaya pulih dan bisa melihat normal. Waktu pemulihan ini, bisa berbeda tergangtung fisik dan usia. Pada usia muda, hanya butuh waktu 3 detik, pandangan mata bisa normal kembali. Lha untuk manula, mohon maaf nih, lebih lambat, yaitu hingga 10 detik, mata baru bisa melihat normal kembali. Makanya, reaksi pada pengendara manula, pasti juga tidak secepat anak muda.

Selain faktor usia, waktu juga berpengaruh. Saat pagi dan malam hari, pasti beda tuh, kemampuan pandangan mata. Pagi, lebih segar dan jarak pandang pun bisa maksimal. Lha kalau malam, sudah kondisi badan capek, gelap pula. Sungguh paduan yang harmonis meningkatkan resiko celaka

Selanjutnya, adaptasi terhadap cahaya. Sering kan, saat riding, terus kena lampu jauh dan merasa silau? Nah, saat mata kena cahaya intensitas tinggi semacam lampu jauh tersebut, akan terjadi kebutaan sesaat, yaitu mata nggak bisa melihat jelas obyek atau keadaan didepan. Hal ini karena mata membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan kembali ke keadaan normal. Hal yang sama, ketika melintasi underpass aytau terowongan, pasti mata kita akan membutuhkan waktu adaptasi hingga mampu melihat lagi secara jelas.

 

Lalu berlanjut ke penurunan kemampuan mata melihat obyek di depan dan sekelilinga kita. Penurunan kemampuan mata ini, terjadi karena kecepatan berkendara. Semakin cepat atau kencang kita mengendarai motor, maka area sudut pandang mata akan semakin mengecil. Contohnya pada gambar berikut

Pada kecepatan 40 kpj, mata mampu melihat area yang lebih luas di samping dan depan kita. Simak lingkaran terluar pada gambar diatas. Nah, seiring meningkatnya kecepatan, area pandang akan semakin mengecil. Bahkan, kalau kita berkendara dengan kecepatan 100 kpj, area pandang jadi sangat sempit, alias kita hany abisa melihat obyek didepan saja. Obyek lain di samping kanan=kiri, bakal tidak terlihat, atau kalaupun bisa terlihat akan kabur/blur.

Berbagai rangkuman tentang penglihatan, merupakan poin utama dalam menentukan keputusan yang diambil saat sedang berkendara, alias ini yang dinamakan kemampuan prediksi bahaya. Bahaya yang akan dihadapi saat bermotor sendiri ada 3 secara umum, yaitu bahaya yang terlihat, bahaya yang menarik perhatian da bahaya yang tidak terlihat. Masing – masing tingkatan ini, disikapi dengan tingkat prediksi bahaya yang berbeda

 

Paling rendah, adalah bahaya yang terlihat. Bahaya ini, bisa diketahui serta terlihat langsung oleh penglihatan pengendara dan bisa diatasi oleh kemampuan prediksi bahaya tingkat rendah. Contohnya, ada penyeberang jalan didepan, atau ada lubang didepan saat berkendara siang hari

Bahaya menengah, adalah bahaya menarik perhatian. Tingkat bahaya ini, bisa dicegah dengan kemampuan prediksi bahaya tingkat normal. Seperti misalnya penyeberang mendadak di dekat keramaian. Kombinasi konsentrasi dan pandangan mata yang luas diperlukan untuk atasi keadaan seperti ini

Bahaya tidak terlihat adalah level tertinggi, karena membutuhkan kemampuan prediksi bahaya tingkat tinggi. Selain konsentrasi penuh, jarak pandang luas, juga membutuhkan teknik khusus saat berkendara. Contohnya, saat posisi kita yang tidak disadari masuk dalam blindspot mobil lain. Hal ini tidak kita sadari, namun sangat membahayakan kita, tatkala sang pengendara mobil tetiba pindah lajur atau berbelok. Karena itu, teknik memposisikan kita di luar area blindspot mutlak diperlukan dan digunakan. Contoh area blindspot seperti ini, bisa dilihat pada ilustrasi berikut

Posisi blindspot tercantum pada area merah, atau titik B. Oleh karena itu, untuk keselamatan, sebisa mungkin area tersebut dihindari, dan cara menghindari inilah yang termasuk kemampuan prediksi bahaya.

Jadi, sudah sedikit paham kan, tentang istilah prediksi bahaya? Nggak perlu jadi paranormal atau harus punya indera keenam, supaya tahu bakal ada kejadian kecelakaan. Namun, yang lebih penting adalah mampu memprediksi bahaya sehingga bisa diantisipasi dan dihindari dan terhindar dari kecelakaan. Kemampuan prediksi bahaya ini perlu diasah terus, dan perlu juga memaksimalkan semua indera pada tubuh, seperti penglihatan dan pendengaran

Semoga berguna

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s