Pagi masbro..
Rabu pagi kemarin, diawali dengan sesuatu yang bikin deg-deg-ser. Gimana nggak, lha wong baru sadar kalau si bleki, Honda New CB150R tunggangan, ternyata belum dibayar pajaknya !! Modyarrr tenan..
Memang, kebiasaan ada yang berubah semasa pandemi ini. Yang biasanya rutin nguli, wira-wiri di jalanan, jadi berkurang. Lha gimana, operasional dikurangi je, walhasil malah sering diem di rumah, hikss. Alhasil, jarang keluar, dompet pun jarang dilongok. Bukan karena apa, karena isinya sering kosong Begitu aktifitas kerja bertahap mulai lagi, baru deh. Berangkat tadi, iseng cek dompet. Isi, syukurlah, ada. Pas ngecek surat-surat macam SIM dan STNK, baru ngeh kalau pajak tahunan alias PKB jatuh tempo pada 13 September lalu. OMG, lha sekarang sudah tanggal 16 September….seketika pucat saia
Rada panik, tetap deh berangkat kerja dengan kepikiran. Khawatir kena razia, khawatir juga bakal kena denda gegara telat bayar pajak. Akhirnya, diniati deh, pas istirahat kerja mau samperi minimarket terdekat, Indo***t yang bisa dipakai transaksi bayar PKB.
Singkat saja, ijin keluar pas istirahat, saia melesat ke minimarket. Nyamperin mbak kasir, bukan ngajak kenalan tapi berbisik, “mbak, bisa bayar pajak motor?”
“Silakan pak (duh, kayak tua banget deh saia), bisa dibantu STNK dan KTP? ” sambil menjawab ramah khas marketing dibalik maskernya
Saia sodorkan STNK berikut KTP ke mbak-nya, yang lalu diinputkan ke sistem pembayaran SAMSAT Jawa Timur. “Bisa dibantu nomor handphonenya juga?” sambungnya. Wah, sempat ge-er nih, mosok minta nomor kontak saia? Untunglah, naluri saia masih waras dan teringat, kalau tahun lalu juga bayar pajak di Indo***t dan dimintai nomor HP, yang gunanya adalah untuk menerima SMS link pencetakan notice pajak. Hehehehehe..
Ketak-ketik-ketak-ketik, si mbak sibuk menginput di komputer. Sesaat kemudian..
“Totalnya 343 ribu pak, dengan biaya admin 5.000 rupiah ” ujarnya kemudian
Sigap, saia keluarkan duit dari dompet dan saia bayarkan ke si mbak. Dihitung, lalu dengan sigap mengangsurkan kembalian
“Nanti, ditunggu SMS-nya ya, untuk pembayaran sudah sudah sukses, dan masuk.
Terima kasih dan selamat datang kembali ” tutup si mbak masih ramah
Wokay, saia pun berlalu setelah menyimpan kembalian serta struk dan ucapkan terima kasih. Sambil jalan balik ke tempat kerja, lho..kok bayarnya tetap ya, nggak kena denda? Kalau telat,kan ada denda, yah, minimal lebih mahal ketimbang pajak tahun lalu…
Pajak tahunan IDR 303.000 ditambah SWDKLLJ IDR 35.000 , total IDR 338.000 dan tambahan biaya admin IDR 5.000, sehingga bulat IDR 343.000
Sampai di tempat kerja, ada SMS masuk ternyata, berisi link untuk pencetakan notice PKB yang menandakan bahwa pajak tahunan sudah dibayar. Saia buka link-nya dan mencetak di kertas biasa. Sambil memotong, supaya pas ukurannya, sempat saia bandingkan dengan notice PKB tahun 2019 lalu. Kok nggak ada denda ya??
Olalala, baru ingat deh. Ternyata, masih dalam bulan pemutihan denda pajak nih. Yups, di provinsi Jawa Timur, memang berlaku program pembebasan denda pajak tahunan dan bea balik nama.
Sebenarnya, sudah sejak bulan April 2020 lalu sih, dan ternyata diperpanjang hingga bulan November 2020 mendatang
Wah…seketika lega deh. Nggak kena denda, dan juga nggak kena razia gara-gara PKB. Yah, lumayan terbantu lah ada kebijakan seperti ini, apalagi pas masa pandemi yang bikin ekonomi memang morat-marit.
Kembali pelajaran berharga, jangan alpa mengecek surat-surat kendaraan, jangan sampai telat bayar pajak, atau telat perpanjang SIM. Gaswat masbro…untung pas ada pemutihan, hehehehe
Semoga berguna