Pagi masbro..
Masih dalam suasana libur Natal dan menjelang tahun baru 2020 nih. Lampu traffic light, singkat saja TL, memang sangat diperlukan untuk mengatur arus lalu lintas, terutama di persimpangan-persimpangan jalan
Semakin banyaknya pengguna jalan, berimbas pada kepadatan lalu lintas. Terbayang, kalau harus manual, diatur oleh tenaga manusia yaitu polisi lalu lintas, byuh…auto capek. Makanya, penggunaan TL sangat efektif untuk pengaturan lalu lintas. Bahkan, bila awalnya si TL ini berdasar timer atau pengatur waktu untuk interval nyala lampu merah dan hijau, kini terus berkembang. Berbasis teknologi informasi, makin canggih dengan sistem yang bisa memantau kepadatan lalu lintas di area tertentu sehingga sangat adaptif. Bila padat, lampu hijau bisa menyala lebih lama, demikian sebaliknya. Masukannya bisa mulai kamera CCTV hingga pantauan sensor yang terpasang di jalan.
Mantap tho?? Nah, masalahnya, sebagian besar TL ini ditenagai oleh listrik. Bila ada gangguan pemadaman mendadak dari operator PLN, buat TL tertentu yang nggak dilengkapi catu daya alternatif macam solar cell atau pasokan daya baterai, bisa kacau dan krodit nih.
Sebagai salah satu solusi, aparat di wilayah kota Malang, yaitu Dinas Perhubungan, menyiapkan TL Portabel. Hmm..
Basisnya, tetap tiang dengan lampu khasnya TL, merah-kuning-hijau. Namun, si TL ini posisinya bisa bergerak karena berada di bak mobil terbuka.
Berada diatas bak belakang Isuzu D-Max, TL ini dilengkapi dengan panel solar cell berikut catu daya alternatif sebagai sumber daya. Dengan penampang dan ukuran standar laiknya TL di jalan raya, keberadaan TL portabel ini diharapkan menjadi salah satu solusi saat terjadi pemadaman listrik yang berpotensi membuat kemacetan gegara tidak ada TL menyala yang mengatur.
Selain itu, TL portabel ini, juga bisa difungsikan untuk kegiatan insidentil. Misal ada kejadian darurat, atau even yang membutuhkan pengaturan jalan, benda ini bisa difungsikan. Tentunya disertai dengan operator petugas yang menguasai.
Semoga berguna