Arbanat. Ada yang masih kenal jajanan jadul ini?

Pagi masbro..

Ini salah satu cerita yang saia peroleh saat riding ke salah satu daerah pinggiran Malang. Nggak jauh-jauh kok mainnya, takut mau main jauh, ntar ada yang nyulik, hehehehehe. Ceritanya, pas riding sama si bleki NCB150R, dan menelusuri jalan di pelosok sebuah desa di kabupaten Malang. Saat hendak istirahat sejenak di sebuah gubuk, persisnya sih semacam gubuk tanpa dinding di pertigaan jalan desa, eh, ndilalah kok ada penampakan seseorang yang sedang istirahat juga.

Didekatnya, tergeletak 2 macam benda. Berupa rebab (alat musik gesek khas Jawa) lengkap dengan penggeseknya dan sebuah wadah berbahan kaleng/seng dengan tutup bundar khas. Nggak salah lagi, ini adalah penjual arbanat

Saya menghentikan motor disisi gubuk, lalu melepas helm dan mengucapkan salam, permisi dalam bahasa Jawa. Penampakan seseorang ini lantas bangkit dari istirahatnya, lalu duduk dan membalas salam saia sambil tersenyum. Tak lama, kami pun ngobrol karena sama-sama istirahat. Si mas penjual arbanat ini ternyata dari Malang juga, meski rada jauh, dari kota. Berjalan kaki dari satu desa ke desa lain menjual arbanat dengan memainkan rebabnya untuk menarik perhatian pembeli.

Arbanat, adalah jajanan khas jaman dulu yang berbahan dasar gula pasir, tepung terigu, pewarna makanan, dan air. Di daerah lain, banyak nama lain jajanan ini salah satunya dinamai rambut nenek. Secara fisik, adonan dari beragam bahan manis ini, memang berbentuk serabut, lebih mirip uraian rambut. Warnanya, hampir nggak berubah sejak jaman kecil saia, merah pudar mendekati oranye.

Sambil ngobrol, saia ngemil arbanat yang saia beli dari mas penjual ini. Sengaja beli 2 bungkus, yang 1 mau dibawa pulang, mau ditunjukkin pada anak-anak di rumah, kids jaman now yang nggak bakal paham jajanan ini. Mas penjual ini membuat sendiri arbanat, berbekal ilmu turun temurun dari orang tuanya yang juga berkecimpung di bidang arbanat. Oh iya, penganan ini kalau kena udara terbuka, harus segera dimakan ya, kalau kelamaan kena angin bakalan mengempis dan menyusut, macam kembang gula/gula kapuk.

Sambil menikmati sebungkus arbanat, pikiran jadi menerawang jauh. kalau kira-kira generasi saia dan mas penjual arbanat ini sudah habis, kira-kira masih ada nggak ya memelihara salah satu jajanan tradisional ini? Kalau sampai punah dan hilang dengan sendirinya, sayang banget nih.

Masih ada nggak diantara pembaca yang menjumpai jajanan seperti ini? Kalau ada dan masih ingat, berarti anda seumuran dengan saia, hehehehe…Demikian secuil  pengalaman saat ‘berkelana’ bareng si bleki.. Menikmati berkendara, alam sekitar termasuk bersosialisasi dengan masyarakat. Semoga berguna dan semoga penasaran buat yang belum tahu yang namanya Arbanat ini

 

5 comments on “Arbanat. Ada yang masih kenal jajanan jadul ini?

Leave a comment