Monumen ” Ngalam, I’m in Love” yang ada di taman median Jalan Veteran, Kota Malang, beberapa waktu lalu, sempat menghebohkan. Karena dengan “tag” yang sangat mencirikan lokasi tertentu di Paris, Perancis,dan lokasi sejenis di Bandung. Kalau di Bandung, memang dari awal, tujuan berikut namanya memang monumen gembok cinta. Monumen Gembok Cinta ini diresmikan bersamaan dengan Taman Balai Kota Bandung. Di sini, warga Bandung diperbolehkan untuk “menggembokkan” cintanya di monumen yang bertuliskan LOVE tersebut.
Menurut Ridwan Kamil, Walikota Bandung, monumen gembok cinta dibangun selain sebagai langkah meningkatkan index of happiness juga diharapkan dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Bandung.
Kembali ke Malang :lol:. Nah, monumen gembok cinta di Malang ini, menimbulkan kontroversi karena salah persepsi IMHO. Memang, dari sisi desain bentuk dan tagline yang menempel, pasti asumsi masyarakat, ya sama dengan yang di Bandung. Itulah akhirnya yang jadi seperti ini
Hal ini lah yang akhirnya memantik pro kontra di masyarakat. Begitu meluasnya, hingga MUI Kota Malang pun gerah dan urun pendapat. “Jika memang tujuan pembangunannya tidak jelas, lebih baik ditinjau lagi”
Akhirnya, Walikota Malang H.M. Anton memberikan klarifikasi. Bahwa, sebetulnya monumen yang dibangun melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) itu bukan sebagai Gembok Cinta untuk fasilitas muda-mudi dalam menjalin asmara.
“Anak muda salah memahami maksud dari fasilitas itu. Tujuan sebenarnya adalah sebagai upaya sadar terhadap cinta lingkungan Kota Malang.” kata beliau.
Lha soal tulisan ‘Ngalam I’m in Love’ itu disebut Abah (sapaan akrab walikota Malang ini), makna filosofinya adalah mengajak semua warga untuk menjaga dan merawat lingkungan di Kota Malang. Akhirnya, melalui dinas terkait (DKP), Pemerintah Kota Malang, membersihkan beberapa gembok yang sudah terpasang di kawat jaring monumen, sekaligus memasang pot-pot berisi tanaman bunga untuk mengisi kekosongan di jaring tersebut. Diharapkan, dengan adanya tanaman itu, kesan adanya tempat untuk “gembok cinta” dapat perlahan dihilangkan. Pas saia lewat daerah situ, sempat ambil beberapa gambar.
Semoga saja, imej yang kadung melekat, yakni “gembok cinta” bisa perlahan-lahan hilang dari pemikiran masyarakat. Tapi, ngomong-ngomong, tamannya bagus lho sekarang. Ayo, siapa yang mau wisata ke Malang (lagi) ???
Ngeles kui
LikeLike
wehehehehe…asaib kang 😉
LikeLike
Gara2 dimarahi MUI..
LikeLike
Jadi ngalam in love
LikeLike
ho-oh…
LikeLike
ohh..begono ceritanya…
LikeLike
iyaaaa
LikeLike
wajar aja sih dikasih gembok.. namanya juga gembok cinta.. untung gak pake nama traktor cinta.. pasti bakal rusak tuh taman.. 😀
LikeLike
😆
LikeLike