Pagi masbro..
Buat bikers, pasti nggak asing dengan istilah bearing alias laher atau di bahasa tempat saia ‘klaker’ . Benda yang umumnya berbentuk silinder ini adalah pengurang gesekan antara sisi yang diam dengan sisi yang berputar. Paling gampang dilihat adalah bearing atau laher roda

Bearing roda berfungsi mengurangi gesekan antara batang as roda dengan velg roda, sehingga tetap lancar berputar tanpa bunyi gesekan yang mengganggu. Selain bunyi friksi atau gesekan, pasti kalau laher aus, putaran roda nggak mulus, oleng bahkan juga timbul panas gegara gesekan.
Laher roda punya bentuk seperti dua cincin logam dengan isian bola-bola baja atau jamak disebut pelor pada bagian tengahnya.
Nah, secara umum dari fisiknya, bisa dibagi 2 nih yaitu berdasar model penutupnya. Kan sekarang nyaris gak jaman tuh, laher yang telanjang macam ini
Dua model laher berpenutup yaitu model rubber seal dan model zinc plate. Dari namanya saja sudah bisa ditebak, bahan dasarnya. Laher roda jenis rubber seal (RS) menggunakan pelindung atau penutup bola pelor berbahan karet, sedangkan laher jenis zinc plate (ZZ) menggunakan bahan seng atau plat sebagai pelindungnya.
Keduanya, jelas punya kelebihan dan kekurangan masing-masing ya. Si laher sil karet, jelas, lebih kedap dan tahan air, namun rawan sobek atau getas disiksa suhu dan cuaca. Lha laher sil seng/plat, lebih kuat nggak rawan sobek, namun rawan aus karena berbahan logam.
Nah buat membedakan antara laher rubber seal dan laher zinc plate caranya mudah, yaitu melihat kode yang tercantum pada bagian akhir yang menunjukan jenis penutup yang digunakan bearing. Nggak perlu memelototi lahernya, tapi cukup simak kode laher pada bungkus suku cadang ini
Kode RS berarti hanya satu bagian sisi bearing yang dilengkapi penutup rubber seal, sedangkan 2RS artinya kedua sisi bearing pakai penutup jenis rubber seal.
Untuk kode Z berarti satu sisi bearing menggunakan penutup model zinc plate, sedangkan kode ZZ berarti kedua sisi bearing pakai penutup jenis zinc plate.
Lha sedangkan kode angka alias nomor, menunjukan ukuran diameter luar dan dalam dari bearing. Makanya, jangan salah pilih kode saat mengganti laher roda. Yakin, beda 1 digit saja, ukuran sudah nggak sama dan nggak bakal bisa dipasang, hehehehe
Amannya sih, kalau nggak bisa bongkar pasang sendiri, serahkan pada mekanik dan pesan, ganti sesuai tipe atau model yang sama. Jangan lupa, selalu cek suku cadang yang hendak dipasang ya, untuk memastikan. Selalu gunakan suku cadang asli alias orisinal, jangan yang kw-kawe atau imitasi. Kecuali terpaksa dan sementara, boleh deh. Syukur-syukur, bisa pilih merk aftermarket yang teruji di dunia balap, karena kualitas pasti lebih kuat ketimbang harian meski pasti berimbas pada harga yang melejit
Semoga berguna
Pingback: Mengenal bearing alias laher roda - Jatimotoblog