Ritual ganti oli mesin merupakan aspek terpenting dalam perawatan kendaraan. Rutin mengganti oli mesin sesuai anjuran dinilai bisa mencegah kendaraan bermasalah saat tengah digunakan, karena oli mesin, sesuai fungsinya yaitu melumasi semua bagian dalam mesin sepeda motor, punya batasan tertentu usia pakai.
Pada pergantian oli, umumnya pemilik disarankan mengganti berdasarkan masa pakai ataupun jarak tempuh kilometer. Misal pada sepeda motor nih, umumnya kalau mengacu pada jarak tempuh, sekitar 2.000 kilometer. Pemilik yang rutin menggunakan motornya untuk aktifitas harian misalnya, pasti cenderung memilih mengganti oli berdasarkan jarak tempuh. Namun hal ini dinilai salah kaprah. Apalagi untuk motor yang sering digunakan dalam kondisi macet seperti di Surabaya, Jakarta atau kota besar lain. Eh, Malang juga sudah mulai macet juga sih
Saat
terjebak macet, jarak tempuh kilometer sepeda motor memang tidak bertambah. Tapi mesin masih terus menyala, dan pelumas tetap bersirkulasi. Lamanya nyala mesin inilah yang dinilainya seharusnya jadi acuan pergantian oli. Beban kerja mesin yang berkendara jarak dekat namun macet, tentu lebih berat ketimbang motor yang menempuh perjalanan jauh dengan lancar. Karena itu sudah seharusnya pergantian oli tidak menunggu tercapainya jarak tempuh ideal.
Nah, patokan jam kerja mesin, atau engine hour lah yang dinilai paling cocok untuk menentukan waktunya ganti oli mesin, berikut service rutin. Dari berbagai media informasi, banyak pabrikan yang menggunakan patokan engine hour menyarankan ganti oli kalau sudah 10-50 jam motor dipakai. Contohnya dari motor eksklusif, Can-Am. Seorang teknisi menyatakan, “Untuk motor Can-Am Ryker ganti oli di 50 Engine Hour” ujar Tris dari BRP Indonesia
Hal senada, meski beda ukuran disampaikan KTM Indonesia. “Motor KTM Enduro, penggantian oli di 10 Engine Hour” ujar Artos Motorcycle Consultan PT Premium Motorindo Abadi distributor KTM Indonesia. Nah, sebagai penunjang, di panel dasbor speedometer dari KTM ada indikator Engine Hour sehingga mudah untuk melihat kapan ganti oli”
Ada untung ruginya memilih antara kedua patokan untuk service. Kalau memilih menggunakan Engine Hour dipastikan lebih tepat karena tidak ada pengaruh dengan jalanan macet atau lancar. Namun, kelemahannya adalah tidak semua motor memiliki indikator engine hour di speedometer. Salah satu solusi buat bikers, ya pasang hour meter digital aftermarket. Sudah lumayan banyak tersedia di toko variasi online ataupun offline. Yang banyak, adalah hour meter yang menyatu dengan tachometer alias pengukur RPM/putaran mesin.
Pemasangan sih cukup mudah, kabel sensor/input cukup dililitkan pada kabel busi. Jadi prinsipnya, dia membaca dari setrum pada kabel busi. Kan kalau mesin menyala, pasti ada aliran listrik pada si kabel busi. Demikian sebaliknya, mesin mati, ya nggak ada inputan. Sumber tenaga si perangkat ini, nggak ambil dari aki, tapi sudah terpasang baterai internal. Sementara, perangkat display hour meter dipasang di area yang mudah terlihat semisal dasbor/spidometer motor masbro. Tertarik? Sama nih, lagi nabung buat tebus gituan, hehehehe
Semoga berguna
Nice share …
Otw toko online
LikeLike
Pingback: Ganti oli berdasar jam kerja mesin, lebih ideal - Jatimotoblog