Meski musim hujan diperkirakan akan segera berakhir, ternyata, hujan masih sering menyapa. Karena itu, sedia jas hujan tetap harus, karena, cuaca bisa berubah sewaktu-waktu. Pagi cerah, siang menjelang sore, hujan deras membasahi bumi. Sudah beberapa kali diulas, bagaimana jas hujan yang aman dan nyaman bagi biker. Yaitu, model 2 piece, alias setelan jaket-celana. Memang sih, ada minusnya, yaitu, kala pas bawa boncenger, ya harus bawa dan pakai jas hujan sendiri. Sebab itu-lah, model jas hujan ponco alias jubah alias batman, masih banyak diminati. Selain harga terjangkau (lihat model dan bahan juga sih), juga dirasa praktis. Bisa buat menutupi boncenger juga, cukup dengan 1 jas hujan.

Nah, sebetulnya, selain resiko yang sudah ramai dibahas, yaitu rawan nyangkut dan terkait dengan rantai-gir serta jeruji roda motor, masih ada lagi efek lain. Beberapa pengendara R2, seringkali, karena bagian depan si ponco lebar, menyampirkan bagian depan ponco ke area depan sepeda motor. Jadi, mulai setang hingga sayap bagian depan, tertutupi ponco. Mungkin seperti gambar punya pakde Maskur ini nih.

Memang sih, bisa jadi pelindung tambahan, supaya bagian depan badan pengendara tertutup, tidak kena. Namun, ponco yang tersampir di bagian depan motor, seringkali menutupi setang, bahkan hingga dek bawah setang, tempat lampu depan berada (kendaraan matik/skutik). Apalagi yang bebek, jelas tertutup dong lampunya. Ada kerugian tambahan lho. Apa saja?

1. Handling/pengendalian kacau, karena tersampir di setang. Mau belok susah, karena bisa ketarik-tarik. Bahaya kan?
2. Sorot lampu depan tidak terlihat. Jelas saja, lha wong ditutupi jas hujan. Akibatnya jelas, berasa pakai motor tanpa lampu dan buta, gelap gulita. Kalau siang sih masih lumayan, lha kalau malam? Tidak bisa lihat area depan kendaraan…walhasil, lubang pun bisa jadi diterjang…

Karena itulah, akhirnya timbul ide kreatif dari pabrikan jas hujan ponco. Yaitu, membuat jas hujan ponco yang bagian depannya transparan. Alasannya jelas, supaya, ketika disampirkan ke depan dan menutupi bagian headlamp, sinar dari lampu tetap bisa menyorot ke depan karena ada bagian plastik transparan. Kira-kira seperti ini

Solusi? Betul juga, sinar lampu depan tidak lagi terhalang. Tapi, masih ada masalah. Bagian depan jas hujan ponco, yang menutupi lampu, akan menghalangi panas yang keluar dari lampu depan. Seperti kita tahu, berdasar hukum Fisika, ciieee…pasti ada kalor/panas yang dilepas oleh si lampu saat menyala. Rugi kalor, kalau bahas resminya. Nah, biasanya, kala lampu depan menyala, dengan posisi di depan yang kena hembusan angin, hal itu turut membantu melepas panas yang dihasilkan lampu. Jadi rada adem itu headlamp. Apalagi yang menggunakan lampu depan dengan watt besar, semisal bawaan orok Honda CB150R. 60/55 watt lho…makanya, sempat ada kasus reflektor leleh segala. Panas alias overheat tuh.

Kembali ke soal ponco tadi. Karena tertutup jubah ponco, headlamp tidak dapat melepas panas, meskipun kondisi hujan sekalipun, yang notabene lebih dingin. Panas terkumpul di headlamp, dan bila sering terjadi, akan berpengaruh pada bohlam lampu. Panas berlebih, akan membuat bohlam cepat putus filamennya. Memang sih, cuaca hujan relatif dingin dan tidak terjadi terus menerus. Namun, panas berlebih yang dialami bohlam, akan terus berakumulasi bila terulang, Ketika sudah terlalu sering kena panas berlebih, pasti akan lebih cepat putus itu bohlam. Lha wong kena fitur AHO saja umur lampu pasti lebih pendek, ditambah pula hal ini.

Jadi, bila masbro masih sering melakukan hal tersebut dengan jas hujan ponco, silakan dipikir ulang, untung ruginya ya. Keselamatan adalah nomor 1. Bilapun memang masih memakai ponco, silakan dipasang penjepitnya, sehingga tidak perlu disampirkan ke setang, dna juga ujungnya diamankan sehingga tidak menjuntai dan rawan tersangkut.

Semoga berguna, dan tetap berkendaralah dengan aman.

gambar : google