Tepat hari ini, 1 April 2016, Kota Malang memperingati hari lahirnya yang ke 102 tahun. Ya, hari lahir Kota Malang ditetapkan adalah pada tanggal 1 April 1914.
Nah, motto Kota Malang sendiri, yaitu “Malangkucecwara” , mempunyai arti “Tuhan menghancurkan yang bathil, menegakkan yang benar.” Terus, bagaimana ceritanya ada nama Kota Malang?? Silakan, disiapkan kopi dan cemilan, saia akan sedikit berkisah soal sejarah 😆
Nama “Malang” bukan diambil dari bahasa Indonesia yang artinya sial / nasib buruk, melainkan diambil dari nama sebuah candi tempat dimakamkannya para raja zaman dahulu. Candi itu bernama Candi Malangkucecwara, sehingga kota tempat candi ini berada oleh masyarakat sekitarnya disebut Malangkucecwara yang lambat laun disebut/disingkat “Malang”. Namun, hingga kini, lokasi candi ataupun sisa peninggalan bangunan candi Malangkucecwara itu sendiri, masih belum diketahui jelas. Hanya, dari beberapa literatur dan piagam sejarah tahun 907 dan tahun 908, disebutkan ada piagam/prasasti batu Dinoyo pada tahun 907, yang menyebutkan daerah sekitar prasasti ditemukan adalah daerah pusat budaya. Nah, Dinoyo sendiri adalah salah satu kelurahan di Kota Malang, yang termasuk dalam Kecamatan Lowokwaru. Akhirnya, jadilah daerah sekitar Dinoyo itu bernama Malang.
Kata “Malang” sendiri mempunyai arti : menghalangi / membentang (bahasa Jawa), dari kata dasar palang. Pada jaman dahulu orang kebanyakan menggunakan palang kayu untuk mengunci pintu/. Mirip dengan seperti pada jaman sekarang di jalan / pintu masuk perumahan, banyak ditemui palang (portal) yang berguna untuk menghalangi / menahan / menjaga / melindungi komplek perumahan tersebut. Demikianlah arti nama Malang yang sesungguhnya, yaitu sebagai penghalang/pelindung daerahnya dari berbagai bahaya.

Tetapi kebanyakan orang telah salah dalam mengartikan nama tersebut dengan arti sial / nasib buruk, dan hal itu dapat dimaklumi, karena semboyan Kota Malang sebelumnya yang dipakai oleh pemerintah kolonial Belanda, yaitu “Malang Nominor Sursum Moveor” yang memiliki arti “Malang Namaku, Maju Tujuanku”. Semboyan ini mengisyaratkan mengacu pada makna kata “malang” sebagai nasib yang kurang baik, hal ini bisa dilihat dari kata setelah Malang Namaku yaitu kalimat Maju Tujuanku. Kalimat kedua ini merupakan kalimat yang menegasi kalimat yang pertama, yang tercantum dalam Lambang Kota Malang tahun 1914.
Jadi, seolah-olah, makna harfiah dari semboyan tersebut adalah, meski mempunyai nama malang, tetapi tujuannya adalah kemajuan. Nah, bisa disimpulkan kalau nama malang saat itu adalah identik dengan arti tidak beruntung, apes, sial, pokoknya yang kurang baik deh peruntungannya. Ini juga yang merupakan salah satu penyebab kesalahmengertian dari kebanyakan orang tentang arti “Malang” yang sesungguhnya.
Sekarang, sudah paham kan, asal usul dipakainya nama “Malang” oleh Kota Malang? Demikian sedikit artikel sejarah Kota Malang. Lain waktu, akan saia tambahkan artikel sejarah lain, yang siapa tahu berguna bagi pengunjung blog kecil ini.

Selamat hari jadi kota malang..
LikeLike
makasih mas, saya mewakili ya 😆
padahal, domisili kabupaten siaa, nguli-nya aja di kota, hehehehe
LikeLike
Ada teman satu kampung dulu kuliah di Malang, jozz pokoke ceritane tentang kota malang.. 😀
Apalagi udarane yg suejukkk.. hehee
LikeLike
ayo ke malang, ntar tak kenalkan sama kodew
#eeehh
LikeLike
Ekekekek.. InshaAllah mas.. 😀
LikeLike
Mbak mbak e Malang sip…
LikeLike
tenan e yug? sing adol soto tah?
LikeLike
Yahh…udah terlanjur baca tapi gak didampingi kopi dan cemilan, tapi kalo mau kirim ke rumah saya boleh loh om cemilan…saya tunggu…haha
LikeLike
Oke..oke..aiap dikirim dalam bentuk artikel yaaa
Artikel cemilan khas malang disiapkan
LikeLike
huahaha…yaudah deh saya tunggu artikelnya om bro 😀 siipp
LikeLike
Smg tidak membawa sial
LikeLike
semoga…amin lek
LikeLike
Aq juga malang, ndek dusun pilang….
LikeLike
ehm..
LikeLike