Sering banget kita nemuin, entah pas razia atau berpapasan dengan polisi yang mengenakan rompi dinas polisi, biasanya berwarna mencolok dengan scotlight bertuliskan polisi.

Sebenarnya, rompi ini bertujuan selain penambah perlindungan badan (padahal kayaknya tipis lho ), juga sebagai identitas sebagai aparat.
Sayangnya nih, kok kebanyakan malah gak memasang papan nama ya di bagian rompinya?? Papan nama yang terpasang di seragam dinas pun secara otomatis juga tertutup rompi yang melapisi. Trus, gimana cara kita tahu identitas petugas yang bersangkutan yah?

Memang ada sih, yang tetap pakai papan nama di rompi, tapi kalo dirata-rata, lebih banyak yang gak pasang deh
Lantas, apa dong maksudnya? Kan, papan nama fungsinya sebagai identitas petugas…
Padahal, kalo terpasang, fungsinya banyak lho. Misal ada kejadian, menolong korban penjambretan. Nah, si korban karena ditolong, mengucapkan terima kasih. Karena tahu nama sang petugas, yah jadi dipublikasikan deh, lewat koran. Naik deh imej kepolisian dan juga pribadi sang petugas. Sukur-sukur ada bingkisan meluncur ke kantor…
Tapi juga bisa berbalik lho. Misal kayak kasus suap/titip tilang yang heboh beberapa waktu lalu, jadi tahu deh nama petugas yang nakal dan perlu dijewer itu

gambar : berbagai sumber
ane aja dulu saat SMU gak pake nametag kena hukum π
ayo pak polsi takut ya..yakut ketauan π
LikeLike
yang berani nge-hukum polisi sapa ya?? cuma provoost kali …
LikeLike
itu polisi go moto siapa π
LikeLike
idem pertanyaan-nya….sapa yah??
LikeLike
kalo ada namanya takut terkenal kali bang……
*terkenal tukang palak, nilep duit tilang, suka sruntulan di jalan, makan barang bukti, minum alkohol dijalan,…………..stop- stop,…stop……. ini membicarakan (oknum) polisi apa preman yak? kok beda- beda tipis kelakuannya…………tanya kenapa?,
LikeLike
waduh…berjibun ya ‘jabatan-nya”???
LikeLike
mungkin sengaja gak dipasang takut nanti kalo ada apa apa π
LikeLike
Tambahin mas, selain warna mencolok juga glow ketika terkena lampu pada malam hari
LikeLike
mbak, saya boleh ikut foto?
LikeLike
Pingback: Gertak saja… | andhi's blog