Sore masbro…
Semenjak pagi tadi, penampakan mobil penumpang berkelir biru di seputar Kota Malang hampir tidak ditemui sama sekali di sepanjang jalan protokol. Mulai dari area Arjosari hingga pusat kota. Walah, pada kemana nih angkutan umum? Ternyata eh ternyata, mayoritas angkutan umum sedang diparkir memenuhi area Jl Tugu Malang dan depan Stasiun Kota Malang.
Bukan sekedar iseng ternyata, mobil diparkir disitu. Karena, pasa sopir dan pemilik, sedang melakukan demo, menolak angkutan online yang juga sudah merambah (jalan) di Malang. Demo dilakukan persis didepan Balaikota dan DPRD Kota Malang. Karena demo membawa serta mobil angkutan masing-masing, alhasil, penumpang yang biasa menggunaka jasa mikrolet ini terlantar di tepi-tepi jalan. Dari pantauan saia sejak berangkat kerja tadi, sepanjang bawah flyover yang merupakan jalur keluar terminal Arjosari, banyak orang menunggu di tepi jalan serta halte. Banyak juga pelajar yang hendak berangkat sekolah, menunggu mikrolet yang tak kunjung lewat. Pemandangan serupa juga tampak sejak dari depan Stasiun Kota Baru Malang hingga ke Alun-alun Tugu
Akhirnya, inisiatif dari Pemkot Malang beserta Polres Malang Kota, mengerahkan kendaraan masing-masing untuk mengangkut penumpang. Beragam kendaraan dipergunakan. Mulai dari bus sekolah milik Pemkot Malang, truk Dalmas dan bus Polres Malang hingga mobil patroli Satpol PP Pemkot juga dipenuhi penumpang.
Demo alias unjukrasa ini masih sama esensinya, menentang adanya angkutan berbasis online di Malang. Ada Uber, Grab juga GoJek. Sebenarnya, friksi antara angkutan konvensional serta online ini, bukan yang pertama kali terjadi. Sejak awal hadirnya angkutan online, sudah ditentang banyak pihak, dengan berbagai alasan. Nah, karena ijin sudah ada dan kudu berjalan, beberapa operator angkutan online, berupaya menghindari gesekan di lapangan dengan sopir angkutan konvensional. Salah satunya, membuat kesepakatan tidak tertulis, bahwa pengemudi online, dilarang/tidak boleh mengambil order di kawasan terminal dan stasiun serta beberapa lokasi strategis lain seperti mall. Bila ada order dari tempat tersebut, bisa dialihkan dengen bergeser menjauh dengan radius tertentu. Strategi ini lumayan berhasil hingga puncaknya, sekitar Rabu 15/02 kalau nggak salah ingat, ada salah satu kawan yang merupakan driver GoJek memberitahu bahwa terjadi bentrokan antara driver GoJek dengan sopir angkutan di kawasan mall Jl Veteran. Akhirnya, sempat terjadi aksi sweeping dari dua belah pihak. Makin memanas deh..
Dinas Perhubungan Kota Malang, sempat turun tangan pada Sabtu 18/02 dengan mengumpulkan sopir angkutan umum se Kota Malang. Tetap, tujuan akhir mereka adalah penon-aktifan angkutan online. Dan puncaknya, hari Senin ini 20/02, demo lagi deh. Kabar terakhir yang saia dapatkan, Pemkot Malang, melalui Kadishub , menyampaikan, untuk sementara ini, berdasar pertemuan dari pihak GoJek, operasional GoJek di Malang dihentikan sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan. Walikota Malang sendiri, juga sedang berkoordinasi dengan pihak terkait di tingkat pusat, untuk mencari solusi terbaik tentang masalah ini. Aplikasi online sendiri sih ya tetap jalan, hanya operasional lapangan yang dihentikan sementara. Lha terus, angkutan online lain pye pak? Belum tahu nih masbro, keputusan menyangkut lainnya..
Ribet memang, berurusan dengan hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Semoga segera ada solusi yang menyenangkan bagi semua pihak. Masyarakat terpenuhi akan kebutuhan transportasi yang nyaman, aman dan terjangkau, pihak operator juga dapat beroperasi dengan baik dan normal.
Semoga berguna..
Lah, memang lebih efisiensi waktu angkutan OnLine daripada ngikuti trayek gak jelas, masih berhenti ngetem berjam-jam…. 😦
———————————————-
Test Ride Viar RAZOR 250 SUT >>>> http://potretbikers.com/2017/02/20/first-ride-impression-viar-razor-250-sut/
LikeLike
kalo konsumen kayak kita sih iyes,mana yang praktis dan (murah) serta jelas kang..setujuh saia kalo ini mah
LikeLike
Moga2 pemerintah kota Malang punya solusi jitu. Jangan saling merugikan. Angkot dan taxi bisa bertahan, angkutan online juga bisa eksis.
Jujur saja istri saya banyak terbantu oleh gojek di malang, terutama buat nganter pesanan2 makanan buatan istri ke pelanggannya. Kalau bukan gojek, apa dong yg bisa?
LikeLike
nah, kudu ada sinergi sebenarnya..pemerintah bisa jadi mediator supaya win-win solution
#duh, omong opo sih 😆
LikeLike
Pak ojek knapa g ikut jd gojek aja
LikeLike
Sebenernya pas awal2 rekrutmen itu memang para ojek pangkalan yg ditawari dulu, saya dengar kabarnya begitu. Tapi ya tetap banyak yg ndak mau bergabung cmiiw.
LikeLiked by 1 person
Owh..pak ojek hrus d edukasi pke gadget dan teknologi nih, krn skarang kan dunia mkin maju, jaman udh bergeser k arah digital, yg gak inovasi y bakal mati..
LikeLike
udah mulai sih, banyak ojek konvensional yang pake WA sama SMS buat order, bukan aplikasi sih
LikeLiked by 1 person
Wkwkwkwkwk..
LikeLike