Pagi masbro..
Lama banget nggak nulis kuliner nih. Dan kali ini, inspirasi dari teman-teman mahasiswa Malang, baik yang sudah purna ataupun yang masih aktif, ada salah satu legenda kuliner yang merakyat. Namanya Nasi Martabak
Di kalangan kami, wong Jawa Timuran, memang bukan hal aneh, makan martabak, atau kalau istilah daerah lain martabak telur/martabak asin, dimakan bersama nasi. Jadi, ya nggak sekedar jajanan atau camilan, tapi bisa jadi makanan utama yang mengenyangkan. Dan kuliner Nasi Martabak ini salah satu opsi makan kenyang, enak dan murah. Nggak perlu susah beli martabak terpisah, lalu beli nasi terpisah, disini jadi satu. Berlokasi di jalan Watugong, yang merupakan daerah padat mahasiswa, persis sebelah barat Universitas Brawijaya.
Menggunakan gerobak sederhana, ibu yang nggak saia sebut namanya ini, setia melayani nafsu para mahasiswa dan mahasiswa. Maksudnya, nafsu makan…
Menyediakan makanan siap saji berupa nasi putih hangat yang disajikan dengan martabak racikan sendiri. Isian, bisa dipilih seperti isi ayam yang dirajang, sosis, ati ampela, jamur, bakso, tempura hingga kornet. Tuh, macemnya banyak banget kan?
Usai milih isian, langsung dibuatkan deh. Yakni adonan campuran telur, tepung, isian yang sudah dipilih, irisan daun bawang seperti laiknya martabak biasa, serta dibumbui sederhana berupa garam dan penyedap rasa. Ini yang beda dengan martabak telur yang biasanya dibumbu macam rendang. Dikocok dan digoreng dalam minyak panas, dan bedanya lagi, nggak dibungkus kulit nih martabak..jadi langsung adonan/kocokan digoreng
Saia coba isian kornet nih. Usai dikocok dan sreeeng…goreng di wajan, dan setelah matang, panas-panas langsung ditumpukkan di atas nasi yang juga hangat. Karena buat dibawa, nggak makan di tempat, dibungkuslah dengan bungkus kertas makanan. Harganya? Hanya IDR 12.000 untuk nasi berikut martabak kornet. Dan dalam paket pembelian, alih-alih ada acar timun dan cabe, disediakan sambal dalam wadah plastik. Berasa beli nasi lalapan ya..
Sampai tempat kerja, buka deh. Cuci tangan, berdoa, sikattt. Soal rasa, enak juga kok, meski tentu, beda rasa sama martabak beneran, lha wong segi bumbu dan adonan saja beda. Sambal anak, macam sambal terasi rumahan. Kalau menurut saia pribadi, memang kurang berbumbu, hehehehe, tapi, enak dan mengenyangkan. Solusi makan kenyang dan enak namun harga sangat bersahabat.
Ada yang belum pernah nyoba makan nasi bareng martabak? Kuyyy..segera cobain ya
Semoga kepingin