Mojosemi Forest Park, nggak hanya “kemping” bareng blogger-vlogger Jatim

Pagi masbro..

Cerita kali ini, merupakan sambungan dari artikel lalu, yaitu saat turing kemerdekaan yang dihelat oleh MPM Honda Jawa Timur.

Usai napak tilas sejarah komunis di Kresek, Kab Madiun, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Magetan. Ngapain? Yaitu ke daerah adem/dingin yang berlokasi diatas area Telaga Sarangan, persisnya bernama Mojosemi. Di tempat ini, rencananya akan bermalam dan sedikit melakukan acara fun keesokan harinya Minggu (19/8) sebelum bertolak pulang ke kampung masing-masing.

Ditemani cuaca sore yang lumayan panas, melewati kota Madiun, melaju terus dengan melintasi jalan yang mulus, dan makin lama makin sering ketemu tanjakan. Ditambah cuaca yang mulai bergeser menjadi dingin, model kontur jalan dikombinasi cuaca dingin ini mengingatkan daerah Pujon, Malang. Tanjakan-turunan, dan tikungan meliuk-liuk, enak bener nih dilibas dengan si bleki berkecepatan rendah.

Asyik menikmati jalan, hampir lengah, ternyata road captain memberikan kode rombongan berbelok ke kanan, masuk sebuah jalan berpaving kasar. Ealah, ternyata sudah sampai di kawasan Mojosemi Forest Park :mrgreen: Langsung masuk ke area yang seperti berada di kawasan hutan pinus ini, disambut hawa sangat dingin. Makin terasa kala melepas helm, jaket dan perlengkapan lain, brrrrr…mengigit bener dinginnya.

Usai memarkir motor, dan membagi tempat menginap, kami berpencar di tempat masing-masing untuk membersihkan diri dan bersiap acara nanti malam. Tempat menginap malam ini, asyik banget nih. Di Mojosemi, ada 3 pilihan tempat menginap. Mulai semacam rumah kayu mungil, kontainer dan tenda. Ajib kan???

Kebetulan, saia bersama kang Fauzi motomaxone.com dan pak Iwan motogokil.com mendapat tempat kontainer. Sumpah, nggak mengira kalau tempat ini aslinya adalah kontainer bekas yang disulap menjadi hunian. Berbahan dasar plat logam, bagian dalam kontainer dilapis dengan material kayu pada dinding, lantai dan atapnya, sehingga kesan besi hilang, berganti dengan kayu yang nyaman. Sementara, pada sisi kiri, ditambahkan bangunan kecil berbahan sama, kayu, sebagai toilet alias kamar mandi. Ukurannya lumayan juga, sekitar 4×3 meter, sementara kontainer utama ukurannya kira-kira 5×3 meter.

Isi utama kontainer yang ini adalah sebuah tempat tidur double, berikut sebuah ranjang susun di sampingnya. Jadi, total penumpang, eh, orang yang bisa menginap disini adalah maksimal 4 orang. Weleh, asik nih buat keluarg. Layanan sudah mirip di hotel lho, seperti handuk dan peralatan mandi, minuman, TV LED hingga kelistrikan lain. Yang tidak hadir adalah pendingin udara.  Kayaknya, emang nggak perlu banget nih perangkat, lha wong suhu udara menurut pantauan bisa tembus 13 derajat. Dingin pake banget, malah perlunya pemanas, minimal selimut

Usai bersih-bersih dan sekedar merebahkan tubuh lurus sejenak, setelah makan malam di sebuah tempat makan yang unik bernuansa warungan, berkumpul deh di tengah lapangan dekat motor-motor kami diparkir. Sudah tersedia seonggok kayu bakar dalam tong, yang ternyata memang untuk acara api unggun. Cocok nih, menghangatkan badan secara alami 😆 sambil saling ngobrol, jagongan, tukar pengalaman antar blogger-vlogger. Banyak banget yang dibahas, sampai menjelang tengah malam, padahal mata sudah tak mau diajak kompromi. akhirnya, satu persatu mulai bertumbangan, masuk ke kontainer masing-masing untuk istrirahat, bergelung dalam selimut tebal menghalau dingin.

Esok paginya, mata melek berbarengan waktu subuh. Saia kebagian tidur di tingkat atas, turun dan hendak keluar melihat situasi pagi. Busyet, hawa dingin yang lebih menggigit ketimbang semalam membuat saia hampir urungkan niat. Supaya segar, sekalian deh mandi saja, kebiasaan sih, kalau belum mandi, kayak lesu nih badan. Setelahnya, baru jalan keluar, menikmati pagi di kawasan ini. Asyik bener, sedikit semburat cahaya matahari diantara pohon pinus, dipadu hawa dingin dan kicauan burung, haduuuh sedap betul. Oh iya, disini, jangan harap bisa mendapatkan sinyal operator seluler ya. Hampir semuanya off, kalaupun ada, sekedar buat SMS dan telpon dnegan terputus-putus. Beneran tempat yang coock buat tirah, mengasingkan diri dari hiruk pikuk kota. Terlihat mekanik dari tim MPM sedang mengecek kondisi motor teman-teman, supaya siap untuk nanti perjalanan pulang.

Acara pagi ini santai, karena siangnya, rencana akan pulang balik ke asal masing-masing. Diisi dengan menikmati fasilitas permainan di Mojosemi yaitu ATV dan memanah. Asyikkk… Eh, sebelum main, ada agenda khusus dadakan nih, yang secara nggak sengaja dibuat bareng kang Agus motomazine.com, kang Khoirul atasaspal.com, pak Iwan motogokil.com dan kang Fauzi motomaxone.com. Dadakan apaan nih?? Tenang, ada artikel terpisah kok, hehehehe

Permainan pertama, ATV. Karena hanya tersedia 5 unit saja, kami gantian menggunakan kendaraan beroda 4 khusus offroad ini. sempat juga jajal boncengan, yang ternyata kurang nyaman, apalagi ridernya motomazine yang ajegile. Seneng betul antimainstream, keluar jalur 😆  Memang sih, terbiasa dengan 2 roda, meski sama-sama pakai setang, ATV lebih susah dikendalikan, apalagi yang dilintasi bukan jalan rata, tapi jalan offroad yang dominasi tanah , lubang, naik turun nggak rata bahkan melintasi sela pepohonan. Meski pendek jalurnya, dalam 2 putaran saja sudah lumayan menghangatkan badan. Olahraga fisik plus adrenalin

 

Kedua, archery alias memanah. Coba bayangkan deh. Habis terengah-engah mengendalikan ATV, kudu konsentrasi mengincar targer dan melepaskan anak panah. Apalagi buat mayoritas kami yang jangankan memanah, pegang busur saja nggak pernah 😆 😆 Alhasil, sukses melenceng dari target. Hehehehe..ternyata butuh fokus dan konsentrasi , nggak berbeda saat riding naik motor.

Beranjak siang, dengan dikomando teman-teman MPM, kami mulai persiapkan diri untuk perjalanan pulang. Hmm..jujur, jadi rada males meninggalkan tempat ini. Tapi, semangat membara ketika ada telpon dari keluarga di rumah, duh, jadi cepat pingin pulang :mrgreen: Bisa nih diagendakan, lain kali main kesini bareng keluarga, lebih asyik kayaknya. Cek motor, pasang helm-sarung tangan-jaket dan protektor, setelah berdoa bersama, kami memulai perjalanan lumayan panjang

Sekian cerita sambungan touring kemerdekaan yang berujung di Mojosemi Forest Park. Semoga berguna

18 comments on “Mojosemi Forest Park, nggak hanya “kemping” bareng blogger-vlogger Jatim

Leave a comment