Menandai jalan rusak malah dianggap merusak keindahan kota

Pagi masbro

Perkara jalan rusak, berlubang dan kondisi sejenisnya, memang bukan hal baru di negeri kita ini. Bahkan, sampai ada kubangan jalan rusak yang justru sekalian diisi benih ikan ๐Ÿ˜†

Nah di Malang, ada sebuah komunitas yang peduli dengan kondisi jalan rusak yang membahayakan pengguna jalan. Komunitas Tilang namanya, Tim Peduli Lubang. Secara periodik, mereka menandai beberapa titik jalan berlubang ataupun rusak yang berpotensi membahayakan di berbagai area di Kota dan Kabupaten Malang.ย  Beberapa ‘hasil karya’ mereka sempat saia abadikan di artikel yang ini.

Nah, lucunya, beberapa waktu lalu, akun resmi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemkot Malang (DPUPR) membuat status di facebook yang menyatakan, bahwa, tindakan mengecat atau menandai lubang di jalan sebenarnya membuat jalanan jadi kumuh. Cek skrinsut berikut

Sontak, komentar pedas bermunculan dari warga Malang. Ada kurang lebih 200an komentar saat itu kalau nggak salah, maklum, nggak aktif fesbuk saia ๐Ÿ˜€ Hampir semuanya mengkritik respon si admin DPU tersebut. Lha wong tindakan menandai jalan berlubang kan sifatnya temporer, sebagai peringatan bagi pengguna jalan agar berhati-hati dan waspada saat melintasi daerah tersebut. Sekaligus, berfungsi ganda sebagai penanda bagi pihak terkait, itu lho, ada lubang di jalan X, mohon segera diperbaiki. Kok malah direspon agak jutek menurut saia.

Saran dari admin DPUPR Kota Malang, bila menemukan jalan berlubang, mohon segera dilaporkan saja, jangan dicat dengan cat semprot. Ujar beberapa komentator, dijawab lugas.

  • “Sudah dilaporkan, berbulan-bulan nggak ada tanggapan, sampai warga ada swadaya menguruk / menambal lubang. Kalau nggak ditandai dengan cat, malam hari itu lubang nggak kelihatan, sudah banyak orang yang terjatuh”
  • Hmm..harus menunggu korban jiwa kah, baru ditambal itu jalan?

Yah, apapun, memang prosedurnya ya dinas terkait yang harus melakukan perbaikan tersebut. Kalau warga masyarakat yang mengecat/menandai lubang jalan, saia secara pribadi merasa sih bagus-lah, toh sementara saja sambil menunggu perbaikan. Kalau beralasan membuat pemandangan kota jadi kotor, ya, monggo, segera lakukan langkah nyata, perhatikan pengaduan dan laporan yang masuk dari masyarakat dan tindak lanjuti. Aksi masyarakat tersebut, juga karena lambatnya respon, meskipun hal itu juga tidak 100% benar. Ada kok, tindakan dari dinas terkait berkaitan dengan jalan rusak. Ada tim khusus penambal lubang yang wira-wiri mengecek dan melakukan penambalan. Yah, mungkin karena tidak sebanding dengan banyaknya jalan yang rusak, sehingga kerjanya kurang terlihat dan terasa.

Last, mungkin sedikit attitude kurang baik yang perlu dihilangkan dari statemen Dinas tersebut. Perlu dipahami, bahwasanya, tugas pokok mereka adalah pelayanan pada masyarakat . Kalau merasa tersinggung karena dikritik, ya kemungkinan besar pelayanannya masih kurang bagus dong, perlu ditingkatkan. Betul? :mrgreen:

Semoga berguna, dan semoga populasi lubang di jalan bisa semakin ditekan, makin berkurang jumlahnya karena ditutup dan ditambal, syukur-syukur sih diaspal ulang hingga jalan mulus.

 

8 comments on “Menandai jalan rusak malah dianggap merusak keindahan kota

  1. Di arjosari sebelum n di bwahnya fleover,aspale mantep yo kang,seru nek liwat kono.gak usah ngopi,ngantuk langsung ilang๐Ÿ˜

    Like

Leave a comment