Kuliner malam, Sego Pecel Mbak Yayuk Lawang

Yuk, kuliner malam-malam masbro. Kali ini, masih seputaran Malang, tepatnya di pintu masuk Malang, yaitu daerah Lawang. Daerah ini, memang terkenal. Apalagi kalau bukan karena macet yang selalu terjadi di jalan raya poros ini. Semakin menggila kala liburan tiba, ataupun sekedar akhir pekan. Efek pasar tumpah, parkir liar, serta tempat belanja oleh-oleh, merupakan sebagian penyebab terhambatnya arus lalu lintas kendaraan dari dua arah, yaitu menuju Malang, dan sebaliknya, menuju Surabaya. Walah, malah ngobrolin macet..gak ada habisnya 😆

gambar : halomalang

gambar : halomalang

Selain potensi macet :mrgreen: , seputar Pasar Lawang, menyimpan potensi kuliner yang luar biasa. Apalagi kala malam mulai menyapa, rembulan menggantikan sang surya yang telah beranjak ke peraduan. Walah…ketularan bersajak nih, colek  kang ini dan om yang ini  . Kemarin malam, tanpa diagendakan, kok tiba-tiba ada ajakan kuliner malam. Ya wis, karena dekat, berangkat deh sekeluarga, termasuk si kecil, ditambah adik dan ipar. Yang dituju adalah pecel legendaris, yaitu Pecel Mbak Yayuk.

lecep1Kuliner ini, memang buka diatas jam 5 sore, hingga habis. Kalau pas beruntung, dini hari masbro masih bisa kebagian. Sejak jaman saia sekolah, yah, sekitar tahun 1995an, warung ini sudah berdiri dan tersohor. Berbekal tenda knock down, alias warung tenda, yang dikelola  oleh seorang wanita bernama Yayuk, menyajikan makanan khas yaitu nasi pecel. Tentunya ada menu lain, meski tidak banyak, yaitu rawon dan sayur lodeh serta beberapa lauk pendampingnya.

Kini, belasan tahun berselang, pengelola warung adalah adik dari mbak Yayuk. Dengan lokasi maish tetap sejak bertahun-tahun silam, yaitu di jalan yang membelah Pasar Lawang, menu yang dihadirkan tetap sama. Memasuki tenda, yang dulu diterangi temaram lampu petromaks, kini lebih cerah dengan pancaran sinar lampu 😆 Dengan meja sederhana berlapis alumunium, yang berbentuk L mengelilingi penjual, menu nasi pecel merupakan pilihan utama. Pesanan 4 nasi pecel serta 1 nasi rawon, tak perlu lama segera tersaji di depan hidung kami masing-masing. Seporsi nasi pecel, seperti biasa, terhidang nasi, yang masih mengepul karena baru diangkat dari dandang. Dengan sayuran kukus antara lain sawi dan kecambah, kemudian disiram dengan bumbu kacang yang kental.Masih pula ditambah dengan sedikit sayur lodeh labu siam, potongan ketimun serta mendol, wuaaahhh…menggoda mata. Asli, saia mengetik ini sambil menelan ludah. Kerupuk, serta lauk lain seperti ati-ampela goreng, telur ceplok-dadar, kerupuk, siap ditambahkan.

lecep2Sambil sedikit meniup uap panas dari nasi, sesendok demi sesendok nasi pecel ini  mulai masuk ke mulut. Paduan yang pas, bumbu pecel yang lumayan pedas dengan nasi panas. Mampu membuat tubuh berkeringat di larut malam. Langsung melek deh, hehehehe…Bumbu kacang yang melimpah plus rasa kacang yang kuat, mampu membuat selera makan meningkat. Tidak butuh waktu lama, untuk membuat licin piring, seporsi nasi pecel sudah berpindah ke perut. Sebagai penghilang rasa pedas yang memanaskan suasana, pilihan teh hangat atau kopi, siap dipesan. Saia lirik, si thole, lahap dengan rawonnya, maklum,masih belum doyan pedas, cari yang aman, hehehehe. Lain kali deh saia ulas rawonnya.

lecep3Beres, tinggal saatnya jalan pulang. Eh, jangan lupa bayar masbro. Ayo tebak, berapa yang harus dibayar untuk 4 porsi nasi pecel, 1 nasi rawon, 5 teh , 2 telur dadar serta kerupuk? Selembar Pak Harto tersenyum, masih ada kembalian Tuanku Imam Bonjol dan Pattimura. Weh…hemat betul kan?? Silakan dicoba, Nasi Pecel Mbak Yayuk di area Pasar Lawang, kala malam-malam, mungkin masbro dan mbaksis kebetulan lewat. Rekomen deh, meski hanya warung tenda, hehehe..

Semoga berguna dan semoga kepingin

14 comments on “Kuliner malam, Sego Pecel Mbak Yayuk Lawang

Leave a comment