Haruskah (nambah) ada korban lagi??

Sebenarnya, kejadian yang saia posting ini sudah agak lama, kira-kira hampir sebulan yang lalu. Korban, yang masih tetangga dekat, sekarang sudah pulang, meski belum bisa beraktivitas normal sebagaimana biasa.
Mohon maaf juga sebelumnya, bila ada personal atau institusi yang merasa keberatan dengan postingan saia ini, saia hanya mengangkat kejadian yang sebenarnya.
stop-penjajahan-di-jalan
(gambar dari gerrilya.wordpress.com)
Jadi, tanggal 6 September 2013 pagi, korban pak W (inisial), dalam perjalanan pulang ke rumah, sehabis mengantar sekolah cucunya di daerah Singosari. Beliau mengendarai Honda Supra X lawas dengan kecepatan sedang, dari arah selatan ke utara. Saia tahu keseharian beliau, kalo nunggang tuh gak pernah kencang alias ngebut, dah takut katanya, tapi gak tau juga sih pas kejadian.
Nah, posisi beliau ada persis di belakang mobil Isuzu Panther kalo gak salah. Persis di depan pintu masuk salah satu kompleks militer dekat rumah, secara mendadak, arus kendaraan dari arah selatan ke utara dihentikan oleh petugas keamanan militer, karena ada anggota militer yang akan menyeberang jalan. Sebetulnya, gak ada yang salah, karena memang prioritas yang nyebrang. Yang salah, adalah timing petugas yang menghentikan arus lalu lintas. Sekedar diketahui, jalur didaerah tersebut kalo menurut saia termasuk jalur cepat, karena jalan poros Malang – Surabaya, dengan 2 lajur di masing-masing arah. Kecepatan rata-rata kendaraan bisa 50-70 km/jam.
Kembali ke topik. Mungkin, karena saking mendadaknya distop oleh petugas, sang pengemudi Panther secara mendadak mengerem. Pak W yang persis dibelakangnya, juga mengerem mendadak. Karena jarak terlalu dekat, akhirnya dengan “sukses”, pak W beserta motornya menghantam bagian belakang minibus. Braaakkk…pak W pun terjungkal di jalan. Menurut versi pak W, beliau ditolong si pengemudi minibus dan beberapa petugas militer, kemudian dibawa dengan minibus yang ditabrak tadi ke rumah sakit di Lawang. Luka yang dialami lecet-lecet di tangan dan kaki, dislokasi lengan kanan dan yang parah di sekitar muka. Rahang bergeser, luka di mulut serta beberapa gigi rontok. Duh….
IMG01154-20130908-1913
Saia besuk beliau tanggal 8 September 2013, kondisi masih di rawat inap di RS. Dari cerita beliau, sebenarnya, pengemudi minibus yang akhirnya membawa ke RS, sudah menyadari bakal terjadi kecelakaan, karena terlalu mendadak dihentikan. “Daripada saya yang ancur, gara-gara gak berhenti trus bisa panjang urusan karena sama militer, akhirnya saya rem mendadak aja pak…biar deh, semua biaya pengobatan bapak saya yang tanggung, ” begitu kira-kira kutipan dari si pengemudi. Yah, korbannya jadi pak W nih…
Setahu saia, memang sudah ada beberapa kasus, yang asal muasalnya dari penghentian mendadak arus lalin di area itu. Malah, saia pernah melihat dengan mata kepala sendiri, meski sayang gak terdokumentasi, ada biker yang karena saking mendadak distop, karena kecepatan agak tinggi direm mendadak, akhirnya malah jatuh ndlosor. Malah, kata beberapa tetangga, kalo ada yang gak berhenti atau berhenti mepet si petugas, pernah ada yang dipukul tongkat lho…maklum, alat penghentinya bukan tanda stop seperti yang biasa dipake di zebra cross, tapi ya tongkat/pentungan kayu/rotan milik si petugas.
Yah, sekedar saran saja, semoga tidak ada jatuh korban lagi. Ada baiknya, untuk petugas provos yang ditempatkan/bertugas di area jalan raya, perlu sedikit diberi pengetahuan soal lalu lintas, minimal bisa menghitung jarak aman pengereman, kecepatan kendaraan yang melintas dan kepadatannya. Jadi gak asal PRIIITTT…sambil mengacungkan tongkat/pentungan supaya kendaraan berhenti untuk menyeberangkan warga/aparat militer yang hendak keluar-masuk kompleks militer tersebut. Malah, kalau saia lihat-lihat, lebih pinter supeltas tuh, alias sukarelawan pengatur lalulintas, yang dibina polsek setempat. Bisa memperhitungkan jarak, kecepatan dan lain-lain, sehingga bisa menghentikan arus lalin dengan aman.
Semoga bisa mengurangi “arogansi” aparat dan tidak jatuh korban lagi gara-gara “sepele”…..PRIIIIITTT…
Sebagai pengingat, dulu sekitar akhir tahun 2011, institusi ini juga “membuat heboh” dengan speedtrap-nya yang setinggi polisi tidur di perumahan. Saia pinjam link-nya kang Tarom

18 comments on “Haruskah (nambah) ada korban lagi??

    • betul…lebih diasah feeling buat antisipasi kejadian mendadak di jalan juga penguasaan kendaraan
      tapi kalo sudah apes???

      Like

  1. untung belum pernah distop mendadak
    seharusnya beberapa menit sebelum rombongan lewat
    ada petugas yang memberi isyarat supaya kendaraan yang lewat mengurangi kecepatan, terus mengerem dengan tenang…

    Like

  2. ane orang singosari sam..hati2 kalo liwat situ sam,,kanan kiri jalan kan dikuasai aparat,,jadinya siap2 hard breaking aja 🙂
    kalo ditempat ane dulu malah bih serem sam,,ada truk motor n mobil pembunuh karena kebanyakan aparat mau brangkat dipas ae waktune,,jdne di jalan kayak kesetanan..tapi alhamdulilah sekarang truknya dah jarang
    kyak e yang perlu dibenahi mental aparat juga sam..palagi sing anyar2 ngnu sam,,jiaaaaannn akeh sok e 🙂 tpi sing tuwo yo akeh pisan sih

    smoga pak w diberi sabar n cpet sembuh yo sam..

    Like

Leave a comment